Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Juni, jumlah dana kelolaan atawa asset under management (AUM) industri reksadana berada dalam tekanan. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana pada bulan Juni hanya sebesar Rp 548,48 triliun. Angka tersebut turun 1,74% dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 558,2 triliun
Sementara itu, dilihat dari masing-masing jenis reksadana, secara keseluruhan mayoritas reksadana mengalami penurunan dana kelolaan (lihat tabel). Reksadana terproteksi, indeks, dan sukuk yang tercatat hanya naik dana kelolaan sepanjang bulan Juni.
Baca Juga: Kondisi Tak Menentu, Nasabah Tajir Geser Penempatan Dana ke Instrumen Jangka Pendek
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fami menyebut, secara umum banyak investor yang melakukan net redemption pada beberapa jenis reksadana. Hal ini dikarenakan kondisi pasar yang masih cenderung berfluktuasi membuat para investor untuk memegang cash terlebih dahulu sembari wait and see melihat perkembangan pasar.
Sementara terkait naiknya dana kelolaan reksadana terproteksi, dia menyebut banyaknya penerbitan obligasi korporasi pada bulan lalu menjadi faktor utamanya. Memanfaatkan momentum tersebut, banyak manajer investasi yang mengemas obligasi tersebut ke dalam reksadana terproteksi.
“Dari sisi kupon, obligasi korporasi ini juga punya kupon yang atraktif. Tak pelak, banyak investor yang akhirnya memburu reksadana terproteksi,” kata Reza ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (12/7).
Baca Juga: Susut Hampir Rp 10 Triliun, AUM Industri Reksadana Jadi Rp 548,48 Triliun Per Juni
Memasuki paruh kedua tahun ini, Reza optimistis dana kelolaan industri reksadana akan berbalik positif. Menurutnya, dengan koreksi yang terjadi di berbagai instrumen, hal tersebut bisa menjadi momentum untuk masuk.
Apalagi, dengan masih kuatnya sentimen pemulihan ekonomi hingga tren harga komoditas yang masih cenderung tinggi akan menopang kinerja berbagai emiten dan menopang outlook pasar keuangan ke depan. Selain itu, diharapkan angka inflasi bisa stabil hingga terjaganya nilai tukar rupiah
Baca Juga: Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 9 Juta Hingga Akhir Juni 2022
“Akan tetapi, dalam jangka pendek, karena kebijakan The Fed yang masih akan agresif menaikkan suku bunga, mungkin para pelaku investor masih memarkirkan dananya pada instrumen yang relatif stabil seperti reksadana pasar uang dan pendapatan tetap,” imbuhnya.
Hingga akhir tahun nanti, Reza memperkirakan dana kelolaan industri reksadana masih bisa tumbuh sekitar 10%-15% dari posisi akhir Juni lalu. Artinya, pada akhir 2022, diproyeksikan dana kelolaan reksadana akan berkisar pada Rp 600 triliun-Rp 625 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News