Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sementara itu, maskapai Citilink juga mengalami penurunan penumpang hingga 82,2% yoy menjadi 147.000 penumpang di April 2020. "Kami prediksi pendapatan GIAA akan terdampak, sehingga hal ini tentu akan menjadi sentimen negatif bagi investor," imbuh Nugroho.
Tidak jauh berbeda, Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga berpendapat bahwa penurunan pendapatan akibat gagalnya pemberangkat jemaah haji bisa menjadi sentimen yang memberatkan GIAA. Akan tetapi, melihat pergerakan saham GIAA yang dalam tren menguat William menyarankan investor untuk buy.
"Buy dengan target Rp 274," kata William kepada Kontan.co.id, Selasa (2/6). Asal tahu saja, saham GIAA telah menguat selama sebulan terakhir hingga 7,41%. Akan tetapi sejak awal tahun saham GIAA masih terkoreksi hingga 23,05%.
Baca Juga: Sepekan terakhir, Garuda terbang sendirian, ini hasilnya
Sementara Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji masih merekomendasikan maintain buy saham GIAA dengan target harga Rp 320. Dia masih optimistis GIAA bisa memaksimalkan sumber pendapatan dari jasa-jasa penerbangan lainnya, di samping tetap menjalankan program efisiensi bisnis.
Sekadar informasi, pada penutupan perdagangan Selasa (2/6) harga saham GIAA ditutup menguat hingga 5,04% ke Rp 250. Adapun investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net buy hingga Rp 199,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News