Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berpotensi kehilangan triliunan rupiah lantaran tidak akan memberangkatkan jemaah haji tahun 2020 ini.
Berdasar catatan Kontan.co.id, Kementerian Agama (Kemenag) mengumumkan pembatalan layanan ibadah haji tahun 2020 karena belum mendapat kepastian kebijakan dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Padahal pada Januari 2020 yang lalu pemerintah telah menetapkan Garuda Indonesia, Saudi Arabia Airlines, Citilink, dan Flynas sebagai operator penerbangan jamaah haji Indonesia tahun 2020.
Baca Juga: Haji 2020 dibatalkan, antrian keberangkatan haji terlama hingga 43 tahun
Mengutip laporan keuangan GIAA sepanjang tahun 2019, dari segmen penerbangan tidak terjadwal haji, emiten pelat merah itu bisa mengantongi pendaatan hingga US$ 234,27 juta. Jumlah tersebut setara 5,32% dari total pendapatan GIAA yang mencapai US$ 4,57 miliar. Jika menggunakan kurs rupiah per Selasa (2/6) yang sebesar Rp 14.502 maka GIAA bakal kehilangan sekitar Rp 3,4 triliun.
Analis Artha Sekuritas Nugroho Rahmat Fitriyanto menjelaskan pembatalan pemberangkatan jemaah haji bisa menjadi sentimen negatif bagi saham GIAA. Apalagi, selama pandemi Covid-19 opersional penerbangan berjadwal terganggu.
"Data yang saya dapat, untuk penerbangan berjadwal baik untuk Garuda domestik dan internasional turun sangat tajam 95% year on year (yoy) pada April 2020," jelas Nugroho kepada Kontan.co.id, Selasa (2/6). Dia menambahkan, sepanjang April 2020 GIAA hanya mengangkut penumpang sebanyak 72.000 orang.
Baca Juga: Pembatalan haji 2020, Garuda Indonesia (GIAA) kehilangan trilyunan rupiah