Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan laba bersih senilai US$ 200,32 juta sepanjang tahun 2022. Realisasi ini naik 19,80% dari laba bersih yang didapatkan pada tahun 2021 sebesar US$ 167,20 juta.
Naiknya laba bersih INCO tidak terlepas dari naiknya pendapatan. Emiten produsen nikel dalam matte ini membukukan penjualan sebesar US$ 1,17 miliar pada tahun 2022, naik 24% dari penjualan yang tercatat pada tahun 2021 sebesar US$ 953,2 juta.
Naiknya pendapatan INCO tidak terlepas dari naiknya harga realisasi rata-rata pada tahun 2022, yang naik 35% l dibandingkan harga tahun lalu.
“Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia.
Baca Juga: Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Naik 19,80% di Tahun 2022
Adapun harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte tahun lalu mencapai US$ 19.348 per ton, lebih tinggi 35% dari level harga jual di tahun 2021 yang hanya US$ 14.309 per ton.
Meski demikian, produksi Vale Indonesia pada tahun lalu mengalami kontraksi sebesar 8% menjadi 60.090 metrik ton nikel dalam matte.
Menurut Febriany, penurunan produksi ini terutama disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali tanur (furnace) 4.
“Berhubung proyek telah selesai, kami optimistis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada tahun 2023 sementara di saat yang bersamaan berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi,” sambung dia.
Di sisi lain, INCO mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar US$ 865,9 juta, meningkat 23% dari beban pokok tahun sebelumnya sebesar US$ 704,3 juta. Adapun penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batubara yang lebih tinggi.
Baca Juga: Vale (INCO) Cetak Kenaikan EBITDA 21,71 Persen Menjadi US$ 477 Juta di Tahun 2022
INCO menghabiskan sekitar US$ 218,8 juta untuk belanja modal (capex) pada tahun 2022, meningkat dari yang capex dikeluarkan pada tahun 2021 sebesar US$ 180,7 juta, terutama disebabkan oleh pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada tahun 2022.
Pengeluaran utama INCO tahun lalu adalah untuk proyek pembangunan kembali tanur 4.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News