kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Naik 19,80% di Tahun 2022


Jumat, 17 Februari 2023 / 06:50 WIB
Laba Bersih Vale Indonesia (INCO) Naik 19,80% di Tahun 2022
ILUSTRASI. Vale Indonesia (INCO) cetak laba bersih US$ 200,32 juta atau naik 19,8% di tahun 2022


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan laba bersih senilai US$ 200,32 juta sepanjang tahun 2022. Realisasi ini naik 19,80% dari laba bersih yang didapatkan pada tahun 2021 sebesar US$ 167,20 juta.

Hal ini membuat laba bersih per saham dasar INCO naik menjadi US$ 0.0202 dari sebelumnya US$ 0.0167

Melansir laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (17/2), naiknya laba bersih INCO tidak terlepas dari naiknya pendapatan. Emiten produsen nikel dalam matte ini membukukan penjualan sebesar US$ 1,17 miliar pada tahun 2022, naik 24% dari penjualan yang tercatat pada tahun 2021 sebesar US$ 953,2 juta.

Salah satu pendorong naiknya pendapatan INCO adalah harga realisasi rata-rata pada tahun 2022  yang 35% lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu. “Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia dalam keterangan resminya, Jumat (17/2).

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Membangun Smelter di Sulawesi Tengah

Namun demikian, dengan kenaikan harga komoditas yang signifikan pada tahun 2022, INCO masih mampu mempertahankan biaya tunai di kisaran US$ 11.000 per ton.

INCO membukukan EBITDA sebesar US$ 477,0 juta pada tahun 2022, naik dari EBITDA pada 2021 sebesar US$ 391,9 juta, terutama didorong oleh harga realisasi nikel yang lebih tinggi.

Hanya saja, beban pokok pendapatan INCO pada tahun 2022 meningkat 23% menjadi sebesar US$ 865,9 juta dari sebelumnya US$704,3 juta pada tahun 2021. Menurut manajemen, penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batubara yang lebih tinggi.

Sebagai gambaran, INCO telah memproduksi 60.090 metrik ton nikel dalam matte pada tahun 2022. Realisasi ini turun 8,1% dari produksi tahun 2021 yang mencapai 65.388 metrik ton.

 

Febriany menuturkan, penurunan ini disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4 pada paruh pertama 2022.

Adapun produksi pada kuartal IV-2022 mencapai 16.183 ton nikel dalam matte. Realisasi ini sekitar 8% lebih rendah bila dibandingkan dengan volume produksi yang direalisasikan pada kuartal III-2022 sebesar 17.513 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×