kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pendapatan Vale Indonesia (INCO) di bawah target, analis tetap rekomendasi beli


Kamis, 11 Juni 2020 / 12:54 WIB
Pendapatan Vale Indonesia (INCO) di bawah target, analis tetap rekomendasi beli
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). PT. Vale membuka lahan baru di kawasan itu seluas 350 hektare untuk meningkatkan j


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan laba bersih di kuartal pertama tahun ini setelah mencatat rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu. Namun pendapatan INCO dinilai masih di bawah ekspektasi. 

Dalam tiga bulan di tahun ini, INCO akan membukukan laba bersih US$ 28,9 juta di setelah membukukan rugi bersih US$ 20,2 juta di kuartal pertama tahun lalu. Peningkatan kinerja ini disebabkan peningkatan pendapatan 38,1% secara tahunan menjadi US$ 174,6 juta ditambah biaya bahan bakar dan pelumas yang lebih rendah hingga 23,3% menjadi US$ 28,9 juta. 

Baca Juga: Melirik peluang INCO pasca pandemi

Meski demikian, Meilki Darmawan Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia mengatakan, pendapatan INCO di bawah ekspektasi yang NH Korindo buat. Ini disebabkan harga nikel global yang lemah dan pengiriman nikel lebih rendah. "Kami tetap optimis INCO mampu memperoleh pendapatan sebesar US$ 810 juta pada tahun 2020 dan pendapatan di kuartal I mencapai 22% dari target kami di tahun ini," kata dia dalam riset 10 Juni 2020. 

Pada kuartal 1 tahun 2020, produksi nikel dalam matte INCO meningkat 34,7% ssecara year on year menjadi 17.614 ton. INCO juga membukukan kenaikan volume penjualan 16.713 ton atau naik  20,5% secara tahunan. 

Baca Juga: Ada corona, begini kelanjutan proyek smelter Vale Indonesia (INCO)

Harga jual rata-rata nikel naik 14,6% dari tahun lalu menjadi US$ 10.450 per ton. INCO berhasil membuat efisiensi biaya karena harga HSFO yang lemah menjadi US$ 50,7 per barel atau turun 29,1% secara yoy pada kuartal 1 tahun 2020. "Kami menjaga asumsi kami dan mempertahankan estimasi kinerja INCO di tahun 2020 dengan mempertimbangkan permintaan nikel akan naik pada kuartal IV sehingga bisa mendukung kinerja di tahun 2020," terang Meilki. 

Meilki juga melihat, INCO tidak ada lagi masalah dari fasilitas pemrosesan yang akan mengganggu operasional. "Kami memperkirakan produksi stainless steel China  akan berkontribusi 56% untuk produksi global turun 2% secara tahunan menjadi 28,8 juta ton karena pandemi," kata Meilki. 

Ini akan mempengaruhi harga nikel global hingga kuartal IV tahun 2020. Industri stainless steel memiliki kontribusi 70% untuk konsumsi nikel global. "Kami memperkirakan harga nikel global rata-rata di tahun 2020 pada US$ 13.873 per ton," ujar Meilki. 

Baca Juga: MIND ID yakin perjanjian divestasi Vale (INCO) bisa diteken sebelum akhir Juni

NH Korindo masih menyarankan, buy saham INCO dengan target harga Rp 3.500 per saham hingga akhir tahun ini. Meilki yakin karena melihat kinerja keuangan kuartal 1 yang memuaskan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×