Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek kinerja saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) di tahun 2023 diprediksi melemah menyusul proyeksi penurunan pendapatan di akhir tahun 2022.
Analis UOB Kayhian Jacquelyn Yow Hui Li mengatakan, laba LSIP pada kuartal keempat 2022 diperkirakan mencapai Rp 160 miliar–Rp 180 miliar. Prediksi laba di tiga bulan terakhir 2022 menyusut secara YoY akibat produksi tandan buah segar (TBS) yang lebih rendah dan volume penjualan yang lesu.
Jacquelyn mengatakan, ada beberapa alasan utama penyebab menurunnya pendapatan LSIP kuartal keempat 2022. Pertama, produksi TBS tahun ini lebih rendah. Sebab, Kalimantan Timur mengalami volume curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya karena triple La Nina.
Baca Juga: Penjualan dan Harga CPO Turun, Ini Prospek Saham London Sumatra (LSIP)
Sementara, kuartal IV selalu merupakan musim sepi untuk produksi di wilayah Sumatra. Sebagian besar perkebunan LSIP berlokasi di Sumatra (77%) dan Kalimantan (15%).
“Oleh karena itu, kami juga memperkirakan produksi LSIP turun 8% YoY untuk tahun 2022,” ungkap dia. Kedua, penjualan minyak sawit yang lesu. Volume penjualan CPO LSIP pada kuartal ketiga 2022 turun 11% YoY.
“Kami perkirakan volume penjualan akan lebih lambat di kuartal keempat 2022, karena pembelinya telah menyelesaikan restocking di kuartal II dan III, ditambah dengan produksi TBS yang lebih lambat,” papar dia.
Baca Juga: Harga CPO Terdepresiasi, Begini Prospek Saham London Sumatra Indonesia (LSIP) di 2023
Jacquely pun merekomendasikan sell untuk saham LSIP dengan target harga Rp 900 per saham. Menurut Jacquelyn, produksi TBS LSIP akan pulih sebesar 6% YoY di tahun 2023, tetapi laba tahun 2023 akan melemah sebesar 8% YoY.
Biaya produksi LSIP tahun 2023 diprediksi akan mendatar atau sedikit lebih tinggi, terbantu karena tak akan ada lagi biaya tambahan operasional terkait pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News