Reporter: Yoliawan H | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100) mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2019 sebesar 7,7% year on year (yoy) menjadi Rp 34,84 triliun. Dari sisi laba bersih perusahaan pun tumbuh 8,4% yoy menjadi Rp 6,22 triliun.
Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Keuangan TLKM, Harry M Zein mengatakan di awal 2019 ini perusahaan sudah berhasil bangkit kembali setelah di tahun 2018 lalu mengalami beberapa kendala khususnya dari persaingan dikarenakan adanya proses registrasi sim card.
“Dari sisi tarif dan harga sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun 2019. Di kuartal I 2019 Telkomsel tumbuh 1,3% sampai 1,4% yoy. Untuk bisnis non mobile kami seperti Indiehome masih tumbuh di atas 60%,” ujar Harry di Jakarta, Kamis (2/5).
Menurutnya di tahun 2019 ini pihaknya masih akan fokus kepada 4 lini bisnis besar TLKM yakni mobile, konsumer, enterprise dan wholesale. Tahun lalu memang dari lini mobile sempat turun 4,3% namun di tahun ini sudah kembali bangkit. Tahun lalu secara umum TLKM masih bisa tumbuh 5%.
“Target kami secara tahunan akan tumbuh mid to high single digit. Kuartal I 2019, 7,7% sudah on track dengan target,” ujar Harry.
Menurutnya, secara industri, telekomunikasi diharapkan akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018 lalu. Dampak perang harga dari proses registrasi kartu sudah menghilang. Peta persaingan pasca proses tersebut sudah terbentuk kembali.
Belanja modal
Tahun ini TLKM menyiapkan anggaran belanja modal di atas Rp 33 triliun. Angka ini sedikit naik jika dibandingkan dengan tahun lalu yang ada di level Rp 33 triliun. Menurut Harry, TLKM mematok belanja modal berdasarkan rasio terhadap pendapatan.
“Jika tahun lalu capex to revenue ratio kami 25% maka tahun ini naik menjadi 26%. Mayoritas sumber pendanaan masih dari internal kas. Sisanya kami ambil dari perbankan. Untuk rencana obligasi kami belum ada tahun ini,” ujar Harry.
Lebih lanjut menurutnya belanja modal terbesar akan digunakan untuk ekspansi jaringan. Pihaknya mengelompokannya dalam sektor bisnis mobile. Untuk sektor itu saja anggaran yang disiapkan kurang lebih sebesar 40% sampai 50% dari total belanja modal. Sisanya digunakan untuk lini bisnis non mobile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News