Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) mengantisipasi sejumlah tantangan bisnis yang bakal mengadang pada tahun ini. Emiten yang bergerak di sektor kepelabuhanan ini bahkan telah memprediksi terjadinya penurunan pendapatan konsolidasi.
Asal tahu saja, PORT bergerak dalam tiga bisnis utama. Meliputi pengelolaan terminal peti kemas, jasa pengoperasian dan pemeliharaan serta suplai alat pelabuhan, dan jasa pengumpan.
Direktur Utama PORT Paul Krisnadi menargetkan akan ada kenaikan pendapatan dari segmen bisnis terminal operator sebesar 5%. Namun untuk total pendapatan konsolidasi, pada tahun ini manajemen PORT memprediksi akan terjadi penurunan dengan rentang di bawah 5%.
"Kami memprediksikan total pendapatan konsolidasi akan sedikit menurun di tahun 2022 yang disebabkan penurunan penjualan alat pelabuhan (port equipment sales) yang memang bersifat non-recurring. Sementara dari sisi bottom line kami proyeksikan tidak berbeda jauh dari tahun lalu," terang Paul kepada Kontan.co.id, Jumat (14/1).
PORT memperkirakan masih ada sejumlah tantangan bisnis pada 2022 lantaran kongesti pelabuhan di dunia masih berlangsung akibat mulai meningkatnya varian omicron. Selain itu, PORT juga mengantisipasi beberapa risiko, terutama dari sisi biaya energi.
Secara bisnis, PORT juga mengantisipasi penurunan port equipment sales yang sifatnya tidak regular. "Kami juga akan terus meningkatkan efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitas dengan cara peremajaan beberapa alat pelabuhan," jelas Paul.
Pada tahun 2022, PORT menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 100 miliar hingga Rp 130 miliar. Capex tersebut terutama dialokasikan untuk peremajaan truk dan crane.
Sejalan dengan itu, Paul menekankan bahwa PORT juga terus mencari peluang pengembangan usaha. PORT menjajaki peluang di bisnis peremajaan alat dan jasa engineering alat Pelabuhan.
Di samping itu, PORT sedang meneliti kemungkinan otomatisasi business process di luar Pelabuhan yang masih ada kaitannya dengan kegiatan usaha PORT. Misalnya yang terkait dengan otomatisasi bagian dari mata rantai logistik.
Sebagai informasi, pendapatan PORT berasal dari segmen jasa stevedoring, jasa storage yard, servis pemeliharaan, barging services, operasi terminal dan sewa alat.
Kontribusi terbesar berasal dari segmen terminal operator di Tanjung Priok yang terdiri dari jasa bongkar muat dan storage yard yang mencapai Rp 747,5 miliar atau sebesar 75% untuk periode sembilan bulan tahun 2021.
Merujuk laporan keuangan per Q3-2021, PORT membukukan pendapatan sebesar Rp 994,09 miliar. Meningkat tipis 0,63% dibandingkan raihan pada Q3-2020 yang sebesar Rp 987,82 miliar.
PORT masih menderita total rugi periode berjalan sebesar Rp 73,03 miliar. Dengan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 44,36 miliar hingga periode September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News