Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Operator telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan pendapatan Rp 31,39 triliun atau naik 12,4% sepanjang tahun 2021. Pertumbuhan ini didukung oleh kinerja yang kuat dari segmen seluler dan segmen enterprise.
Secara rinci, pendapatan layanan seluler naik 10% year on year (yoy) menjadi Rp 25,4 triliun. Lalu, pendapatan layanan MIDI meningkat 26,4% yoy menjadi Rp 5,42 triliun dan layanan telekomunikasi tetap tumbuh 2,6% yoy menjadi Rp 574,8 miliar.
Sejalan dengan itu, EBITDA Indosat tahun 2021 tercatat sebesar Rp 13,89 triliun atau meningkat 21,4% yoy. Dengan begitu, margin EBITDA naik dari 40,9% pada 2020 menjadi 44,2% pada 2021.
Baca Juga: Profil Bisnis Indosat (ISAT) Lebih Baik Usai Merger, Namun Peringkat Utangnya Turun
Dari segi bottom line, laba bersih Indosat tahun 2021 mencapai Rp 6,8 triliun, berbanding terbalik dari tahun 2020 yang mencatatkan rugi bersih Rp 717 miliar. Laba tersebut didukung oleh adanya keuntungan bersih dari jual dan sewa balik menara sebesar Rp 6,02 triliun.
Terlebih lagi, beban-beban Indosat berkurang sebesar Rp 4,49 triliun atau 17,6% yoy menjadi sebesar Rp 21,03 triliun pada tahun 2021. Penurunan ini utamanya diakibatkan oleh peningkatan dari pendapatan operasional lain-lain, penurunan dalam beban karyawan dan beban pemasaran yang diimbangi oleh peningkatan dalam beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi, serta beban umum dan administrasi.
Dari segi operasional, pelanggan Indosat sepanjang 2021 meningkat 4,4% menjadi 62,9 juta pelanggan, dari 60,3 juta. Dalam Investor Memo yang dirilis Selasa (22/2), manajemen Indosat mengatakan, kenaikan pelanggan merupakan hasil dari strategi jangka panjang dalam penawaran produk yang sederhana, relevan, dan transparan serta investasi pintar pada jaringan.
Baca Juga: Usai Merger, Begini Rencana Bisnis Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Selanjutnya
Kemudian, average revenue per user (ARPU) gabungan naik menjadi Rp 34,4 ribu, dari sebesar Rp 31,9 ribu pada tahun 2020. "Peningkatan pengalaman jaringan serta perbaikan portofolio produk telah menghasilkan pertumbuhan trafik data sebesar 36,7% yoy," kata manajemen Indosat.
Sepanjang 2021, pengeluaran belanja modal (capex) Indosat mencapai Rp 6,89 triliun (tidak termasuk Rp 5,24 triliun aset hak guna). Jumlah capex tersebut turun sebesar 20,6% dibandingkan tahun 2020.
"Sekitar 85% dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI, infrastruktur, dan TI," ucap manajemen.
Baca Juga: Saham Emiten Telekomunikasi Cenderung Lesu, Simak Rekomendasi Sahamnya
Per 2021, Indosat memiliki BTS sebanyak 119.850 unit, terdiri dari BTS 5G 35 unit, 4G sebanyak 71,778 unit, 3G sebanyak 19.134 unit, dan BTS 2G 28.903 unit.
Adapun aset Indosat sepanjang 2021 naik 1% yoy menjadi Rp 63,4 triliun, dari sebelumnya Rp 62,78 triliun. Hal ini sejalan dengan liabilitas yang bertambah 6,5% yoy menjadi Rp 53,09 triliun, sedangkan ekuitas merosot 20,2% yoy menjadi Rp 10,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News