kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pendapatan INCO diprediksi tumbuh 10% tahun ini


Jumat, 11 Agustus 2017 / 18:47 WIB
Pendapatan INCO diprediksi tumbuh 10% tahun ini


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Harga nikel diprediksi akan terus meningkat. Hal ini menjadi sentimen positif bagi emiten yang menjajakan produk nikel. Dari data Bloomberg, Deutsche Bank memprediksi harga nikel selama tahun 2017 akan berada pada level US$ 9.829 metrik ton. Sedangkan pada 2018 diprediksi berada pada level US$ 10.250 metrik ton.

Hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi emiten tambang seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO). INCO berada di bawah pengendalian Vale Canada Limited. Produk nikel INCO dijual kepada Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd. Selama ini, INCO beroperasi hanya dalam satu segmen usaha dan geografis, yaitu penambangan dan pengolahan nikel di Indonesia. Seluruh produk INCO dijual berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang.

Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas menyatakan, proyeksi kenaikan harga nikel tersebut bisa menjadi sentimen positif. Hal itu memberikan peluang bagi INCO untuk meningkatkan kinerja. "Apalagi, INCO akan mendapatkan sentimen positif dari membaiknya global demand terhadap tembaga, nikel, timah dan aluminium ke depannya," kata Nafan kepada KONTAN, Kamis (11/8).

Pada kuartal dua 2017, INCO membukukan pendapatan US$ 291,88 juta. INCO masih mencatatkan rugi bersih US$ 21,48 juta. Pada periode yang sama tahun lalu, INCO mencatatkan pendapatan US$ 246,84 juta dan rugi bersih US$ 20,04 juta.

Dengan adanya sentimen harga nikel, Nafan memprediksi, sampai akhir tahun 2017 pendapatan INCO bisa meningkat 10% menjadi US$ 647 juta. Sedangkan laba bersih INCO diprediksi melonjak hingga 750% menjadi US$ 17 juta. "Rekomendasi maintain buy dengan target harga di level Rp 2.850," imbuhnya.

Nafan menambahkan, saat ini INCO memiliki PER minus 45,5 kali. Hal ini menjadi wajar lantaran, INCO pernah mengalami rugi bersih. Saat ini, INCO memiliki PBV sebesar 1,09 kali. Ini dinilai cukup baik. "Saat ini, INCO sudah bullish trend, jadi kalau masuk sudah terlambat. Bagi saya yang sudah buy sejak awal Juli lalu sudah profit besar. Bisa mantain sampai Rp 2.850," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×