CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.879   -20,00   -0,13%
  • IDX 7.141   -73,55   -1,02%
  • KOMPAS100 1.093   -10,03   -0,91%
  • LQ45 872   -3,51   -0,40%
  • ISSI 215   -3,49   -1,60%
  • IDX30 447   -1,05   -0,23%
  • IDXHIDIV20 540   0,91   0,17%
  • IDX80 125   -1,17   -0,92%
  • IDXV30 135   -0,50   -0,37%
  • IDXQ30 149   -0,06   -0,04%

Harga nikel masih berpotensi bullish


Rabu, 26 Juli 2017 / 16:38 WIB
Harga nikel masih berpotensi bullish


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Harga nikel terus menanjak sejak tiga bulan terakhir dan telah mencapai titik tertinggi. Namun, hari ini harga nikel cenderung stabil. Analis menilai, hal ini terjadi karena faktor teknikal.

Mengutip Bloomberg, Rabu (26/7) harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melonjak 2,3% ke level US$ 10.005 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga nikel ini melambung 2,3%.dalam sepekan.

“Ini karena pelaku pasar sedang melakukan profit taking pada semua komoditas termasuk nikel. Sehingga harga telihat melemah,” ujar Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto.

Andri menambahkan, pelemahan haga nikel ini tidak akan berlangsung lama. Hingga kuartal III-2017, harga nikel masih memiliki potensi bullish, minimal di level US$ 10.300 – US$ 10.500. “Tergantung dengan katalis positif yang ada,” jelas Andri.

Andri menilai, kenaikan harga nikel selama tiga bulan terakhir imbas dari rilisnya data World Bureau of Metal Statistics (WBMS) periode Januari-Mei 2017 yang menunjukkan defisit nikel 54.300 ton. Produksi juga menurun dari 850.000 ton tahun lalu menjadi 715.000 ton.

Lebih lanjut, Andri melihat, produksi industri otomotif mobil listrik yang diproyeksi akan bertumbuh dapat menjadi angin segar bagi penguatan harga nikel. Karena, baterai yang ada dalam mobil listrik tersebut menggunakan bahan utama nikel dan timah. “Peningkatan permintaan bisa terjadi dan ini bisa menunjang juga,” paparnya.

Kemudian, terkait dengan pernyataan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang berencana akan menaikkan pajak pada perusahaan pertambangan dianggap Andri dapat membantu menopang tren penguatan nikel. “Kalau pernyataan itu akhirnya masuk legislatif dan jadi aturan fiskal, saya pikir ke depannya bisa jadi sentimen positif bagi harga nikel,” tambah Andri.

Secara teknikal, Andri melihat indikator moving average (MA) 50 dan MA100 mengindikasi sinyal beli, sedang MA200 mengindikasi sinyal jual. Kemudian, indikator relative strength index (RSI) dan stochastic masing-masing berada di level 67 dan 68 dengan sinyal beli. Moving average convergence divergence (MACD) juga mengindikasi sinyal beli di level 205,5.

Andri memperkirakan, harga nikel masih akan cenderung bullish di rentang US$ 9.755 – US$ 10.050 per metrik ton pada Kamis (27/7) dan US$ 9.650 – US$ 10.150 per metrik ton dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×