kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.741.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.443   0,00   0,00%
  • IDX 6.472   -43,68   -0,67%
  • KOMPAS100 929   2,96   0,32%
  • LQ45 729   2,37   0,33%
  • ISSI 202   -1,52   -0,74%
  • IDX30 380   0,83   0,22%
  • IDXHIDIV20 454   0,28   0,06%
  • IDX80 106   0,50   0,48%
  • IDXV30 109   0,90   0,83%
  • IDXQ30 124   0,29   0,23%

Pendapatan Barito Pacific (BRPT) Turun pada 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya


Senin, 17 Maret 2025 / 18:01 WIB
Pendapatan Barito Pacific (BRPT) Turun pada 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) meraih kinerja keuangan yang kurang memuaskan pada 2024. Namun saham BRPT dinilai tetap menarik bagi para investor.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) meraih kinerja keuangan yang kurang memuaskan pada 2024. Walau begitu, saham BRPT dipandang tetap memiliki daya tarik bagi para investor seiring peluang perbaikan kinerja dan kelanjutan ekspansi emiten tersebut.

Dalam berita sebelumnya, BRPT membukukan pendapatan sebesar US$ 2,38 miliar pada 2024, melemah 13,5% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh pemeliharaan terjadwal atau Turnaround Maintenance (TAM) di kompleks petrokimia perusahaan, serta gangguan kondisi pasokan dan permintaan global. 

Selain pendapatan, EBITDA BRPT juga terpangkas 3,6% yoy menjadi US$ 570 juta pada akhir 2024. Manajemen BRPT bersyukur penurunan EBITDA ini tergolong rendah, mengingat perusahaan tersebut berhasil menstabilkan operasional di segmen bisnis energi.

Baca Juga: Pasar Global Menantang, Barito Pacific (BRPT) Melanjutkan Ekspansi pada 2025

BRPT pun mampu menghasilkan margin EBITDA sebesar 23,9% pada 2024, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 21,4%. BRPT juga membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar 23% yoy menjadi US$ 123 juta.

Direktur Utama BRPT Agus Pangestu menyampaikan, meski menghadapi tantangan global yang tiada henti, BRPT tetap gesit dalam memanfaatkan likuiditas yang kuat serta pendekatan strategis melalui diversifikasi. Melalui akuisisi anorganik yang terarah, BRPT terus berekspansi ke segmen yang lebih stabil serta memperkuat strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

"Dengan mengandalkan kekuatan finansial, kemitraan strategis, dan keahlian pasar, kami tidak hanya memperluas jejak bisnis kami, tetapi juga membentuk masa depan yang mengutamakan ketahanan, keberlanjutan, dan pertumbuhan," ungkap dia dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (17/3).

Analis sekaligus Direktur PT Rumah Para Pedagang Kiswoyo Adi Joe mengatakan, hasil kinerja BRPT sangat dipengaruhi oleh tekanan yang dialami oleh segmen bisnis petrokimia yang dikelola anak usahanya yaitu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Dalam hal ini, kinerja TPIA di bisnis petrokimia menyusut seiring gejolak harga minyak dunia global. Padahal, minyak bumi merupakan bahan baku utama dari produk petrokimia dan turunannya.

Bila ditelusuri, pendapatan ekspor petrokimia BRPT anjlok 44,39% yoy menjadi US$ 336,57 juta pada 2024. Begitu pula dengan pendapatan segmen bisnis petrokimia BRPT di pasar lokal yang turun 8,78% yoy menjadi US$ 1,35 miliar.

Baca Juga: Ini Penyebab Pendapatan Barito Pacific (BRPT) Turun Meski Laba Bersih Naik 116%

"Kegiatan pemeliharaan pabrik petrokimia juga membuat aktivitas TPIA berkurang, sehingga berdampak negatif bagi pendapatan emiten tersebut, termasuk BRPT sebagai induk usahanya," ujar dia, Senin (17/3).

Kiswoyo memperkirakan, ruang perbaikan kinerja BRPT masih cukup terbuka pada 2025. Hal ini tergantung dari progres akuisisi kilang petrokimia milik Shell atau Shell Chemical and Industrial Park (SECP) di Singapura oleh TPIA. Dalam catatan Kontan, TPIA berharap akuisisi SECP yang dilakukan bersama mitranya yaitu Glencore Plc., dapat tuntas pada kuartal II-2025. Pihak TPIA memproyeksikan akuisisi tersebut dapat mengangkat kinerja pendapatannya empat kali lipat pada 2025.

"Akuisisi kilang milik SECP akan menambah sumber pendapatan sekaligus memperkuat ketersediaan bahan baku bagi TPIA," kata dia.

Di sisi lain, Kiswoyo menilai, proyek pembangunan pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) oleh TPIA di Cilegon belum bisa berdampak bagi kinerja BRPT lantaran baru selesai pada 2027 mendatang. Namun, status Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tersemat pada CA-EDC dapat menjadi angin segar bagi BRPT, karena setidaknya proyek ini mendapat prioritas tinggi untuk segera dituntaskan.

Asal tahu saja, pabrik CA-EDC akan memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton per tahun untuk kaustik soda basah dan 500.000 ton per tahun untuk Ethylene Dichloride (EDC). 

Baca Juga: Prajogo Pangestu Sudah Beberapa Kali Akumulasi Saham BRPT, Efeknya Belum Terasa

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, penurunan kinerja BRPT juga dipengaruhi oleh beban pengeluaran tinggi yang mesti ditanggung oleh emiten tersebut. Walau begitu, selama pengeluaran BRPT ditujukan untuk mendukung kegiatan ekspansi jangka panjang perusahaan, hal ini sah-sah saja dilakukan. 

"Kalau digunakan untuk ekspansi, saya pikir ini akan memberi manfaat secara jangka panjang bagi BRPT," kata dia, Senin (17/3).

Nafan juga mendukung penetapan proyek CA-EDC sebagai PSN. Sebab, BRPT melalui TPIA memiliki peran besar untuk memajukan industri petrokimia dalam negeri. Harapannya, pabrik tersebut dapat membantu pengurangan impor petrokimia. Dia pun menyarankan investor untuk wait and see terhadap saham BRPT.

Sementara itu, Kiswoyo merekomendasikan beli saham BRPT dengan target harga Rp 1.200 per saham. Menurutnya, angka tersebut dianggap sebagai level yang wajar untuk BRPT.

Adapun Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan speculative buy saham BRPT dengan support di level Rp 760 per saham dan resistance di level Rp 810 per saham serta target harga Rp 830--850 per saham.

Pada Senin (17/3), harga saham BRPT ditutup di level Rp 775 per saham atau turun 0,64% dibandingkan perdagangan Jumat (14/3) lalu. Sejak awal tahun, harga saham BRPT turun 15,76% year to date (ytd).

Selanjutnya: Dasco Ungkap Kemungkinan Revisi UU TNI Diboyong ke Paripurna Pekan Ini

Menarik Dibaca: Bandung Hujan pada Pagi Hari, Ini Prakiraan Cuaca Besok (18/3) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×