kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan anjlok bikin likuiditas Kota Satu Properti (SATU) mengetat


Kamis, 17 Oktober 2019 / 15:28 WIB
Pendapatan anjlok bikin likuiditas Kota Satu Properti (SATU) mengetat
Pencatatan perdana saham PT Kota Satu Properti Tbk


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) pada semester I-2019 terbilang cukup ketat. Emiten yang melantai di bursa pada November 2018 lalu tersebut mencatatkan posisi kas pada semester I-2019 hanya sebesar Rp 5,97 miliar. Turun 84,32% dari posisi awal periode yang tercatat Rp 38,07 miliar. 

Salah satu penyebabnya adalah penurunan kas operasi yang signifikan. Pada semester I-2019, kas operasi SATU tercatat negatif Rp 19,48 miliar. Padahal di Juni 2018, arus kas operasi masih positif Rp 3,24 miliar.

Atas kondisi tersebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta penjelasan kepada manajemen SATU melalui surat tertulis. 

Direktur Utama PT Kota Satu Properti Tbk Johan Prasetyo Santoso menjelaskan penurunan kas operasi tersebut terjadi karena adanya penurunan penerimaan dari pelanggan sebanyak Rp 11,24 miliar. 

Baca Juga: Kota Satu Properti (SATU) jalin kerjasama pengelolaan Stay Majapahit Kostel

Di sisi lain, Kota Satu Properti harus merogoh kocek untuk pembayaran kepada kontraktor dan supplier masing-masing sebanyak Rp 8,22 miliar dan Rp 3,25 miliar. Alhasil, arus kas operasional menyusut Rp 22,72 miliar.

Untuk itu, Johan melakukan beberapa strategi untuk tetap bisa membiayai kegiatan operasional serta memperbaiki kinerja likuiditas perusahaan. 

"Perusahaan akan meningkatkan pendapatan dari account receivable dan melakukan inovasi serta optimalisasi strategi marketing untuk meningkatkan pendapatan penjualan," tulis Johan di keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (17/10). 

Selain itu, manajemen menjelaskan pihaknya akan mengusahakan pendapatan baru seperti kerjasama operator hotel dan manajemen properti.

Soal memperbaiki kinerja likuiditas perusahaan akan mengusahakan sumber-sumber pembiayaan baru, mengajukan penjadwalan kembali angsuran pembayaran utang kepada kreditur dan mengurangi biaya dan pengeluaran yang tidak perlu. 

Lebih lanjut, penerimaan penurunan dari pelanggan ini juga tercermin dari pendapatan Kota Satu Properti di semester I-2019 yang turun 31% dari Rp 27,83 miliar menjadi Rp 19,12 miliar. 

Johan menjelaskan penurunan pendapatan juga disebabkan sedikitnya penjualan yang memenuhi kriteria aturan PSAK 44. 

Dalam aturan tersebut, uang yang masuk dapat diakui sebagai pendapatan apabila proses penjualan telah selesai, harga jual akan tertagih, tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa yang akan datang terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli dan penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli.

Sedangkan selama semester I-2019, kriteria tersebut tidak terpenuhi karena situasi kondisi ekonomi yang kurang baik dan persaingan bisnis perhotelan yang sangat ketat di Semarang dan Yogyakarta.

"Sehingga pada semester I-2019 hampir tidak ada penjualan baru," jelas Johan. 

Untuk itu, perusahaan berencana melahirkan produk-produk baru yang sesuai kebutuhan pasar, membuka cluster baru ataupun menambah stok persediaan rumah, dan membuat variasi tipe rumah baru pada kavling yang belum terjual dengan harga lebih terjangkau.

Johan optimistis prospek usaha di bidang properti khususnya real estate dan perhotelan masih menjanjikan. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga di kisaran 5% per tahun, iklim politik yang mulai stabil dan berbagai usaha pemerintah untuk mendukung iklim usaha di Indonesia. "Khususnya deregulasi peraturan di industri properti membuat pelaku industri optimistis," imbuh dia. 

Johan menambahkan, posisi perusahaan saat ini masih cukup solid mengingat lokasi real estate sangat strategis. Apalagi hotel milik entitas anaknya selalu menunjukkan kinerja apik. 

Namun, dia tidak menampik bahwa iklim industri properti yang surut sejak tahun 2014 cukup berdampak pada bisnisnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×