Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024 sudah selesai hari ini (25/10). Dengan berakhirnya pendaftaran capres-cawapres, maka publik sudah dapat mengetahui gerak arah peta politik untuk Pemilu 2024. Pasar pun bisa mulai mengantisipasi hal tersebut.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan, agak sulit mengidentifikasi pengaruh dari masing-masing calon. Sebab, ada banyak faktor makro eksternal yang mempengaruhi gerak pasar.
Misalnya, keluarnya laporan keuangan kuartal III 2023 dan bersamaan dengan rupiah yang volatil.
“Saya pribadi melihat ada ketidakpuasan banyak tokoh akibat keputusan MK yang tidak netral dan ini berbahaya untuk demokrasi kita ke depannya,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (25/10).
Baca Juga: Dana Asing Cabut dari Bursa, Saham-Saham Big Caps Ini Bisa Dicermati
Menurut Budi, logistik dari 3 paslon tersebut berbeda satu sama lain. Sebab, ketiga paslon sangat dekat dengan kekuasaan.
“Di pasar, ada yang menilai hal ini positif, tetapi lebih banyak yang memandangnya negatif,” tuturnya.
Budi optimistis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa bergerak ke level 7.000 – 7.100 di akhir tahun 2023, asalkan tidak ada kegaduhan politik dalam rangkaian Pemilu 2024.
Meskipun jumlahnya sedikit, tetapi saham-saham yang kepemilikannya berhubungan dengan para capres dan cawapres nantinya akan terpengaruh pergerakannya.
“Ada beberapa, tetapi sedikit. Beda cerita jika Erick Thohir yang jadi diusung,” paparnya.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) Didukung Bisnis Fiber Optik, Cek Rekomendasi Sahamnya
Budi melihat, saham-saham sektor konsumer, teknologi, dan perbankan akan terpengaruh positif.
“Sebab, akan terjadi perputaran uang dan mobilitas dari masyarakat, terutama dari calon legislatif dan partai politik,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News