kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Penawaran Lelang Sukuk Negara Hari Ini Turun dari Lelang Sebelumnya


Selasa, 29 November 2022 / 20:49 WIB
Penawaran Lelang Sukuk Negara Hari Ini Turun dari Lelang Sebelumnya
ILUSTRASI. Penyerapan pemerintah pada lelang sukuk negara hari ini justru lebih tinggi ketimbang dua pekan lalu.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mencatatkan total penawaran Rp 9,87 triliun pada pelaksanaan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara yang berlangsung pada Selasa (29/11). 

Akan tetapi, total penawaran ini lebih sedikit dibanding lelang SBSN dua minggu lalu. Pada 15 November 2022, total penawaran yang masuk mencapai Rp 11,51 triliun.

Dari total penawaran yang masuk hari ini, pemerintah memenangkan Rp 6,99 triliun. Penyerapan pemerintah pada lelang sukuk negara hari ini justru lebih tinggi ketimbang dua pekan lalu yang sebesar Rp 5,97 triliun.

Vice President Head of Sales, Marketing & Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, penurunan total penawaran dalam lelang SBSN kali ini mencerminkan bahwa kebutuhan investor lebih rendah dibanding sebelumnya. Apalagi, pangsa pasar SBSN memang lebih kecil dibanding Surat Berharga Negara (SBN) yang notabene merupakan produk konvensional.

Baca Juga: Lelang SBSN, Selasa (29/11), Pemerintah Sedot Dana Rp 6,99 Triliun

Menurut Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi, penurunan penawaran yang masuk pada lelang SBSN kali ini disebabkan investor telah melakukan pembelian pada pasar sekunder. Investor juga telah membeli surat utang pada lelang Surat Utang Negara (SUN) yang berlangsung belum lama ini.

"Tingkat imbal hasil yang lebih kecil dibanding tingkat imbal hasil pada dua minggu sebelumnya karena penurunan yield pada obligasi konvensional juga menjadi pertimbangan investor," ucap Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (29/11).

Pada lelang SBSN Selasa (29/11), ada penawaran untuk seri SPNS30052023 sebesar Rp 490 miliar. Tapi pemerintah hanya memenangkan Rp 90 miliar. Seri ini mempunyai tingkat imbalan diskonto dengan tanggal jatuh tempo 30 Mei 2023.

Hal ini berbeda dengan lelang SBSN sebelumnya. Kala itu, seri serupa yang bernama SPSN020052023 dengan imbalan diskonto dan jatuh tempo pada 2 Mei 2023 tidak mencatatkan penawaran sama sekali.

Baca Juga: Pemerintah Masih Terbitkan Surat Utang Tiga Kali Lagi Tahun ini

Menurut Wawan, adanya penawaran untuk seri tersebut ada lelang kali ini terjadi karena ada investor yang ingin mengoptimalkan dana jangka pendek yang dimiliki. "Kemungkinan akan digunakan di kuartal kedua 2023 karena jatuh temponya sangat singkat sekitar enam bulan sehingga diparkir dulu di SBSN," kata Wawan.

Sebaliknya, pada lelang SBSN kali ini, pemerintah sama sekali tidak memenangkan penawaran untuk seri PBS030 dengan tanggal jatuh tempo 15 Juli 2028. Padahal, penawaran yang masuk mencapai Rp 1,1 triliun

Menurut Wawan, pemerintah tidak memenangkan penawaran PBS030 karena pemerintah tampaknya lebih mementingkan dana jangka pendek dan jangka panjang dibanding jangka menengah. Permintaan imbal hasil yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penyebab tidak dimenangkannya seri ini.

Lebih lanjut, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang SBSN kali ini kompak turun. Sebagai contoh, pada lelang 15 November 2022, PBS029 mempunyai yield 7,64% sedangkan yield pada lelang kali ini sebesar 7,33%

Wawan menjelaskan, penurunan yield ini menunjukkan bahwa pemerintah memproyeksi suku bunga ke depannya tidak akan naik secara agresif, bahkan bisa turun. Meskipun begitu, SBSN diprediksi akan tetap lebih menarik dibanding deposito syariah sehingga dari segi peminat dan kebutuhan akan selalu ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×