Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penawaran yang masuk dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hari ini, Selasa (6/9), mencapai Rp 24,13 triliun. Total penawaran lelang sukuk negara ini turun jika dibandingkan lelang dua pekan lalu Rp 28,54 triliun.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pemerintah hanya menyerap Rp 9 triliun dari total penawaran masuk. Meski sesuai dengan target indikatif, penyerapan pada lelang sukuk negara hari ini turun ketimbang lelang dua pekan lalu yang sebesar Rp 12,1 triliun.
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division, PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi Riawan mengatakan, kenaikan harga BBM mendapatkan respons negatif di pasar obligasi untuk jangka pendek.
"Investor domestik banyak yang memilih berinvestasi pada instrumen dengan jangka yang lebih rendah untuk memperhitungkan likuiditas yang tinggi dalam situasi market yang masih volatile tinggi," kata Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (6/9).
Baca Juga: Penawaran Masuk Pada Lelang Sukuk Selasa (6/9) Rp 24,13 T, Pemerintah Serap Rp 9 T
Sementara untuk jangka panjang, kenaikan harga BBM justru akan berdampak positif karena anggaran APBN yang digunakan bisa dimaksimalkan kepada sektoral yang lebih menguntungkan.
Reza mengatakan, yield yang diberikan pada lelang sukuk negara kali ini memang lebih rendah dibandingkan sebelumnya karena dampak dari kenaikan BBM. Tapi, tekanan pasar obligasi akibat rencana kenaikan harga BBM akan terasa paling lama dua bulan.
Meski secara total penawan turun, jumlah investor asing masuk mencapai Rp 4,38 triliun pada lelang hari ini. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih banyak dibandingkan lelang sebelumnya sebesar Rp 2,22 triliun.
Baca Juga: Volatilitas Meningkat, Peminat Lelang SUN Turun Menjadi Rp 47 Triliun
Reza mengatakan dari enam seri yang ditawarkan, seri paling laris adalah PBS033 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2047. Seri PBS033 mendapat penawaran sebesar Rp 8 triliun. Disusul dengan seri PBS036 yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2025 yang mampu mendatangkan penawaran sebanyak Rp 5,44 triliun.
Menurut Reza, setelah isu kenaikan harga BBM mereda, yield obligasi masih akan menarik minat investor asing dan domestik.
"Peningkatan minat investor asing tidak bisa dilepaskan dari tingginya kepercayaan mereka terhadap pengelolaan fiskal setelah pemerintah menaikkan harga BBM," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News