kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Pemulihan Sektor Manufaktur Tiongkok Jadi Salah Satu Penyokong Permintaan Kertas


Senin, 04 September 2023 / 22:52 WIB
Pemulihan Sektor Manufaktur Tiongkok Jadi Salah Satu Penyokong Permintaan Kertas
ILUSTRASI. Permintaan kertas bisa meningkat seiring dengan perbaikan sektor manufaktur China.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kertas bisa meningkat seiring dengan perbaikan sektor manufaktur China.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, pemerintah China berniat mengerek konsumsi domestik yang berpotensi meningkatkan permintaan kertas.

“Upaya untuk meningkatkan konsumsi itu berupa stimulus fiskal tambahan,” kata Valdy kepada Kontan.co.id, Senin (4/9).

Sejauh ini, Pemerintah Tiongkok telah memberikan stimulus fiskal untuk sektor properti guna memperbaiki permintaan atau memulihkan permintaan di sektor properti Tiongkok. Hal tersebut berkaitan dengan permintaan kertas, karena Tiongkok merupakan salah satu konsumen kertas terbesar.

Baca Juga: Sektor Barang Baku Kencang Melaju, Saham-Saham Pilihan Berikut Masih Layak Diburu

“Peningkatan atau pemulihan permintaan dari Tiongkok berpotensi mendorong kenaikan harga jual kertas (pulp & paper) yang berpotensi memberikan sentimen positif untuk kinerja PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) sebagai produsen pulp and paper,” tambah Valdy.

Terlepas dari kondisi konsumsi domestik dan manufaktur domestik yang cukup solid sampai dengan Agustus 2023, peningkatan atau pemulihan permintaan dari Tingkok tersebut berpotensi mendorong permintaan INKP di semester dua tahun ini.

Secara teknikal, INKP berpotensi rebound selama bertahan di atas Rp 9.050 per saham. Stop loss Rp 8.725 per saham dan toleransi maksimal di Rp 8.400 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×