kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pemulihan ekonomi bisa picu membaiknya risiko gagal bayar obligasi korporasi


Senin, 01 November 2021 / 09:56 WIB
Pemulihan ekonomi bisa picu membaiknya risiko gagal bayar obligasi korporasi
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 di Indonesia tiap hari terus melandai. Aktivitas masyarakat pun semakin longgar dan optimisme pemulihan ekonomi semakin di depan mata. Hal ini ditengarai akan mengurangi risiko gagal bayar obligasi korporasi ke depan.

Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo mengungkapkan secara umum, dengan pulihnya ekonomi Indonesia diharapkan kondisi pembayaran utang para emiten juga akan semakin membaik. Menurutnya, hal ini juga dapat memicu pulihnya tingkat kepercayaan dari kreditur dan investor terhadap para emiten.

“Dengan demikian, kemampuan emiten dalam menggalang dana melalui penerbitan surat utang ke depannya juga akan meningkat,” kata Hendro kepada Kontan.co.id, Sabtu (30/10).

Walau begitu, ia bilang sejauh ini pihaknya belum mengubah pandangannya mengenai sektor dan rating tertentu yang mengalami kenaikan risiko gagal bayar. Hendro menjelaskan, risiko gagal bayar masih cenderung lebih tinggi pada emiten yang secara fundamental lebih terdampak oleh pandemi, terlepas dari sektornya.

Baca Juga: Penempatan dana bank pada obligasi korporasi meningkat, ini penyebabnya

Ia mencontohkan, emiten yang kemampuan kasnya sangat terdampak pandemi, memiliki kewajiban keuangan yang harus dilunasi dalam waktu dekat, hingga tidak didukung oleh grup yang memiliki kemampuan lebih kuat adalah emiten yang saat ini tergolong punya peringkat rendah.

Menyambut tahun depan, Hendro meyakini kuncinya terletak pada seperti apa kondisi pandemi Covid-19 yang harus dihadapi. Selama pandemi tidak mengalami pemburukan yang signifikan, ia melihat peluang risiko gagal bayar surat utang akan lebih termitigasi. 

“Khususnya, ketika emiten-emiten yang secara fundamental cukup terdampak tadi mampu memperbaiki kemampuan menghasilkan arus kas dari kegiatan operasional maupun pendanaan dari eksternal,” imbuh Hendro

Hendro memperkirakan, pada tahun depan nilai penerbitan obligasi korporasi akan mencapai Rp 140 triliun.

Selanjutnya: Untuk refinancing, Tower Bersama Infrastructure (TBIG) rilis surat utang US$ 400 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×