Reporter: Dina Farisah | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah bergerak mendatar Kamis (27/11). Di pasar spot, pasangan USD/IDR turun 1 poin dibandingkan hari sebelumnya ke 12.177. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) naik 0,15% ke 12.179.
Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures, mengatakan, rupiah seharusnya menguat. Pengumuman data ekonomi AS Rabu malam (26/11) mengecewakan. Sebut saja, data pesanan barang tahan lama di Oktober turun 0,9%. Angka ini lebih rendah dibandingkan prediksi 0,5%. Data lain, yaitu klaim pengangguran mingguan AS 313.000. Angka ini melampaui konsensus 287.000.
Penjualan rumah baru per Oktober 458.000 lebih rendah dari estimasi 471.000. "Data AS yang negatif seharusnya memberi peluang penguatan rupiah. Ditambah, Kamis (27/11), pasar di AS libur memperingati Thanksgiving," ujar Suluh.
Menurut Suluh, rupiah menguat karena permintaan dollar meningkat. Data ekonomi Indonesia yang dirilis 1 Desember tidak akan memberikan pengaruh. Sebab, inflasi diproyeksikan masih wajar karena kenaikan bahan bakar minyak baru akan mengerek inflasi di Januari tahun depan.
Rully Arya Wisnubroto, analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk, menilai, hari ini rupiah berpotensi menguat. Sebab, rupiah telah tertekan selama tiga hari. Dana asing yang masuk juga mendukung rupiah. Dia memprediksi, rupiah di Rp 12.145-Rp 12.185. Sementara Suluh memproyeksi, di Rp 12.160-Rp 12.189 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
