kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemilu AS bakal digelar November 2020, siapa kandidat yang jadi favorit investor?


Rabu, 17 Juni 2020 / 13:24 WIB
Pemilu AS bakal digelar November 2020, siapa kandidat yang jadi favorit investor?
ILUSTRASI. Ilustrasi pemilu AS


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam lima bulan mendatang, Amerika Serikat (AS) bakal melaksanakan pemilu. Dalam pemilu kali ini, warga AS harus memilih antara Donald Trump dan Joe Biden, mantan wakil presiden di era Barack Obama.

Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi mengatakan apabila dalam pemilu kali ini calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden yang memenangkan, bakal menjadi kabar baik bagi investor. Lilis memprediksi lengsernya Trump bakal membuat pasar modal secara global tidak akan terlalu gaduh, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Dolar Australia berpeluang menguat terhadap dolar AS jika The Fed menambah stimulus

"Akan lebih baik dalam hal noises di pasar ekuitas. Namun perang dagang masih akan tetap berlanjut," jelas Lilis dalam webinar Jakpost Up Close bertajuk Investing in stocks: Best strategies in volatile times, Rabu (17/6). 

Direktur Investasi Schroders Indonesia Irwanti menambahkan apabila Demokrat menang maka kebijakan yang akan dipilih bakal memberi dampak yang lebih baik bagi pasar di luar AS. Terutama karena selama masa kepemimpinan Trump dalam empat tahun terakhir, kebijaknnya sangat mendukung perusahaan-perusahaan di domestik AS. 

"Salah satu kebijakan besar yang mendukung bisnis domestik adalah penurunan tingkat pajak," jelasnya. 

Kebijakan tersebut sangat ramah pada bisnis domestik AS, namun sebaliknya bagi bisnis di luar negeri Paman Sam. Sejak Trump terpilih, S&P naik dari level 2.000 ke 3.000 atau melesat hingga 50% dalam empat tahun terakhir. 

Sementara itu, dengan perkembangan politik AS saat ini, kebijakan ke depan bakal mengarah pada kesetaraan pendapatan (addresing income in equality). Hal ini sejalan dengan politikus AS yang juga mulai menyoroti hal ini mengingat adanya aksi protes. 

"Apabila Demokrat menang pasar AS bakal konsolidasi, namun pasar di luar AS memiliki peluang yang lebih baik," jelasnya. 

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Ancam Tutup Perusahaan Media Sosial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×