kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah turunkan target indikatif pada lelang SUN (28/9) jadi Rp 12 triliun


Minggu, 26 September 2021 / 10:06 WIB
Pemerintah turunkan target indikatif pada lelang SUN (28/9) jadi Rp 12 triliun
ILUSTRASI. Lelang Surat Utang Negara (SUN). KONTAN/Baihaki


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (28/9). Pada lelang kali ini, pemerintah memasang target indikatif yang jauh lebih rendah dibanding lelang-lelang sebelumnya.

Adapun, target indikatif yang ditetapkan pemerintah adalah sebesar Rp 12 triliun-Rp 18 triliun. Padahal, sebelumnya, target indikatif untuk lelang SUN sebesar Rp 21 triliun - Rp 33,5 triliun.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana menjelaskan, langkah pemerintah menurunkan target serapan tidak terlepas dari kuota penerbitan SBN sepanjang tahun ini yang sudah hampir memenuhi target.

“Dengan target hampir tercapai, akhirnya pemerintah menahan diri dengan menurunkan target. Hal ini juga membuat pemerintah mencari yield yang paling kompetitif pada sisa lelang di tahun ini,” ujar Fikri ketika dihubungi Kontan.co.id

Fikri melihat, target yang rendah ini juga berpotensi membuat jumlah penawaran yang masuk cenderung lebih terbatas. Kendati begitu, menurutnya saat ini kondisi pasar obligasi jauh lebih baik jika dibanding saat pagelaran lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pekan lalu.

Baca Juga: Jumlah penawaran masuk pada lelang SUN (28/9) diproyeksikan mencapai Rp 80 triliun

Ia bilang, saat itu pelaku pasar mengambil sikap wait and see karena menanti arah keputusan The Fed terkait tapering dan kenaikan suku bunga acuan. Seiring kini kondisnya sudah jelas, di mana pengurangan pembelian obligasi berpotensi dimulai pada November dan kemungkinan suku bunga acuan yang naik pada tahun depan, Fikri melihat permintaan terhadap SBN akan naik.

Pada lelang SUN Selasa (28/9), menurutnya jumlah penawaran yang masuk bisa akan mencapai kisaran Rp 80 triliun. Faktor likuiditas yang cukup tinggi serta pelaku pasar yang sudah menahan diri baik di pasar primer maupun sekunder pada pekan lalu bisa mendorong jumlah penawaran yang masuk.

Fikri meyakini, dengan sentimen tapering dengan kenaikan suku bunga acuan, seri-seri pendek akan cenderung dihindari investor. Tak pelak, seri menengah - panjang diperkirakan akan menjadi incaran para peserta lelang besok. 

“Selain itu, efek tapering dan naiknya suku bunga acuan juga akan membuat weighted average yield (WAY) pada lelang besok jauh akan lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya. Hal ini juga pada akhirnya membuat pemerintah mengurangi target indikatif yang dimenangkan,” pungkas Fikri. 

Selanjutnya: Simak alasan pemerintah bakal pangkas penerbitan SBN di pasar perdana pada 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×