kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pemerintah Tawarkan 8 SBN Ritel di 2024, Total Nilainya Bisa Capai Rp 150 Triliun


Senin, 08 Januari 2024 / 18:52 WIB
Pemerintah Tawarkan 8 SBN Ritel di 2024, Total Nilainya Bisa Capai Rp 150 Triliun
ILUSTRASI. Pemerintah akan menerbikan delapan seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel di tahun 2024.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah berencana menerbikan 8 seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel di tahun 2024. Besaran imbal hasil atau kupon SBN Ritel diperkirakan tetap menarik seiring dengan kondisi suku bunga tinggi masih berlangsung.

Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat 8 produk SBN ritel yang akan ditawarkan di tahun 2024. Berbagai jenis SBN ritel akan ditawarkan yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR), hingga CWLS Ritel.

Jadwal terdekat adalah penerbitan ORI025 yang bakal ditawarkan pada 29 Januari 2024 hingga 22 Februari 2024. Kemudian, SR020 pada 4 Maret - 27 Maret 2024, ST012 pada 26 April - 29 Mei 2024.

Lalu, SBR013 pada 10 Juni - 4 Juli 2024, SWR005 pada 26 April - 17 Juli 2024, SR021 pada 23 Agustus - 18 September 2024. Serta ORI026 pada 30 September - 24 Oktober 2024, serta ST013 pada 8 November - 4 Desember 2024.

Chief Dealer Fixed Income & Derivatives Bank Negara Indonesia (BNI) Fudji Rahardjo mengatakan, obligasi ritel nampaknya masih akan diminati investor, terutama produk-produk SBN yang ditawarkan semester pertama 2024. Hal tersebut dikarenakan suku bunga acuan diprediksi masih belum turun di periode tersebut yang berpengaruh pada besaran kupon (imbal hasil) SBN ritel.

“Kami masih optimis penjualan SBN ritel akan tetap tinggi. Investor akan melihat pandangan suku bunga yang bakal turun, serta yield obligasi Indonesia masih menarik,” kata Fudji kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).

Baca Juga: Pemerintah Lelang Tujuh Seri Sukuk, Selasa (9/1, Target Indikatif Rp 12 triliun

Fudji memperkirakan, nilai penerbitan yang dapat dihimpun dari penjualan SBN ritel tahun 2024 dapat mencapai kisaran Rp 150 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan capaian penjualan SBN ritel tahun 2023 lalu yakni sekitar Rp 147 triliun.

Adapun dari 8 produk SBN Ritel yang ditawarkan untuk tahun 2024, Fudji melihat, potensi penjualan tertinggi pada seri ORI025 dan SR020. Proyeksi tersebut seiring dengan masa penawaran ORI025 dan SR020 yang terjadi pada paruh pertama 2024, sehingga masih berada dalam kondisi suku bunga tinggi.

Dengan asumsi suku bunga Bank Indonesia (BI) masih bertahan di level 6%, maka besaran kupon produk ORI025 ataupun SR020 tersebut berkisar 5.8% - 6.5% untuk tenor 6 tahun dan 5.5% - 6.3% untuk tenor 3 tahun.

“Imbal hasil SBN ritel pada paruh pertama tahun ini kemungkinan tidak banyak berubah dibandingkan besaran imbal hasil pada penerbitan akhir tahun lalu,” ujar Fudji.

Walaupun demikian, Fudji menilai, secara keseluruhan besaran kupon SBN ritel kemungkinan tetap tinggi di tahun 2024. Kondisi suku bunga tinggi bakal berefek pada tingginya kupon obligasi yang ditawarkan.

Baca Juga: Modal Asing Mengalir ke Pasar Keuangan Dalam Negeri di Pekan Pertama Januari 2024

Imbal hasil atau return SBN ritel nantinya akan mengikuti suku bunga acuan pada saat penerbitan. Dengan kemungkinan imbal hasil SBN tenor 10 tahun sebagai acuan bergerak pada rentang 5,5% - 6,4%, maka besaran kupon SBN ritel berpotensi berada di kisaran 4,5% - 5,5% di tahun 2024.

Oleh karena itu, menurut Fudji, besaran imbal hasil produk SBN Ritel masih kompetitif dibandingkan instrumen sejenis seperti deposito ataupun reksadana. SBN ritel diterbitkan pemerintah dengan tingkat bunga mengacu ke pada kondisi pasar dan tentunya perlakuan pajak lebih rendah dibandingkan produk investasi sejenis, sehingga menjadi daya tarik utama bagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×