kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah sudah tak agresif, penjualan ORI016 diramal sulit menyamai capaian ORI015


Rabu, 02 Oktober 2019 / 17:42 WIB
Pemerintah sudah tak agresif, penjualan ORI016 diramal sulit menyamai capaian ORI015
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi menetapkan target indikatif untuk Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI016 sebesar Rp 9 triliun. Target ini bersifat konservatif dan ditentukan berdasarkan masukan dari para mitra distribusi ORI016.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini menyebut, target indikatif senilai Rp 9 triliun memperlihatkan pemerintah sudah tidak begitu agresif menyerap dana dari penawaran SBN ritel. Hal ini merupakan imbas dari strategi front loading yang diterapkan pemerintah.

Ia bahkan kurang yakin target sebesar Rp 9 triliun tersebut mampu dipenuhi. Kalaupun tercapai, kemungkinan penjualan ORI016 akan sulit menyamai perolehan ORI015 lalu yang tercatat sebesar Rp 23,37 triliun.

Baca Juga: Tren kupon menurun, target hasil penerbitan SBN ritel di batas bawah

Ini mengingat, seiring strategi front loading pemerintah, sebagian investor ritel sudah menggelontorkan banyak dana untuk investasi sejak awal tahun. Belum lagi, ancaman perebutan dana pihak ketiga dengan perbankan masih menghantui.

Kendati demikian, Mikail memandang ORI016 tetap menarik bagi investor ritel yang membutuhkan. Meski kupon ORI016 lebih rendah dari SBR008 lalu yakni sebesar 6,80%, biar bagaimanapun angka tersebut masih lebih tinggi dari Surat Utang Negara (SUN) di tenor tiga tahun.

Di samping itu, ORI016 juga bisa diperdagangkan di pasar sekunder setelah tanggal 15 Desember nanti. Hanya saja, perdagangan di pasar sekunder di masa-masa tersebut dinilai bakal sepi meskipun investor institusi lokal juga bisa berpartisipasi.

Baca Juga: Masa penawaran dibuka, pemerintah tetapkan target indikatif ORI016 Rp 9 triliun

“Di akhir tahun biasanya investor institusi sudah memenuhi kebutuhan portofolionya di obligasi pemerintah,” paparnya, Rabu (2/10).

Sekadar catatan, ORI016 mulai ditawarkan per hari ini hingga 24 Oktober mendatang.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×