kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Pemerintah serap Rp 9,98 miliar dari lelang sukuk hari ini, begini kata analis


Selasa, 21 April 2020 / 18:15 WIB
Pemerintah serap Rp 9,98 miliar dari lelang sukuk hari ini, begini kata analis
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara: Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa 921/4). Dalam lelang kali ini, jumlah penawaran yang masuk menyentuh Rp 18,84 triliun.

Jumlah tersebut naik kendati tidak terlalu signifikan jika dibandingkan lelang SBSN sebelumnya yang mencapai Rp 18,00 triliun. Dari penawaran yang masuk, pemerintah memutuskan menyerap kurang lebih setengahnya, yakni sekitar Rp 9,98 triliun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan hasil lelang kali ini cukup rendah bila dibandingkan pada lelang awal tahun. Kendati demikian, Ramdhan menilai hasil lelang ini menunjukkan eksistensi pasar obligasi Indonesia masih cukup baik.

Baca Juga: Di atas target indikatif, pemerintah serap Rp 9,98 triliun pada lelang sukuk hari ini

“Hasil lelang kali ini sekaligus mencerminkan market obligasi kita yang likuiditasnya mengalami penurunan. Selain likuiditas, secondary market kita juga terlihat cukup tertekan sejauh ini,” ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Selasa (21/4).

Meski begitu, Ramdhan melihat pasar domestik sejauh ini mampu menjaga ketahanan pasar obligasi Indonesia selama asing keluar dari pasar.

Sementara Direktur Riset dan Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengaku hasil ini mengindikasikan mulai terlihatnya imbas pandemi corona yang kedua. Sebelumnya, virus corona telah membuat ekonomi terganggu, dan saat ini imbasnya baru mulai bermunculan.

“Salah satu indikatornya adalah harga minyak yang anjlok bahkan sampai minus pagi tadi. Ini menunjukkan semakin tingginya sentimen yang pada akhirnya membuat investor lebih berhati-hati dalam mengelola dananya,” kata Nico.

Nico menambahkan, ke depannya cepat atau lambat imbas corona yang kedua akan segera terjadi. Salah satu indikator menurutnya adalah ketika terdapat emiten yang gagal bayar utang obligasi. Oleh sebab itu, ia menilai kesiapan pemerintah dalam menangani dan memitigasi risiko punya peranan besar dalam menjaga lelang-lelang berikutnya agar masih tetap prospektif.

“Kalau yang dilakukan pemerintah sudah tepat, baik, dan benar serta berhasil menjaga kepercayaan investor. Meski tidak banyak, lelang-lelang berikutnya akan jadi kesempatan bagi investor untuk melakukan akumulasi beli,” tambah Nico.

Baca Juga: Hingga Maret, pemerintah tarik utang lewat SBN sebesar Rp 243,8 triliun

Sedangkan Ramdhan menyebut ke depannya keadaan akan kurang menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya ia menilai keadaan pasar saat ini diliputi kekhawatiran dan cukup terganggu.

“Outlook kita dipangkas, berbagai pernyataan juga menyebut pelemahan global yang semakin di depan mata. Pada akhirnya ini bikin investor agak kurang nyaman dan membuat pasar diliputi kekhawatiran,” pungkas Ramdhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×