kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.764.000   -15.000   -0,84%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Pemerintah kontrol produksi batubara, ini jawaban INDY dan BUMI


Minggu, 12 Januari 2020 / 16:28 WIB
Pemerintah kontrol produksi batubara, ini jawaban INDY dan BUMI
ILUSTRASI. Suasana di lokasi tambang pit Bendili tambang Bintang, Kaltim Prima Coal, Sangatta, Kalimantan Timur, (27/4).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk mengontrol produksi batubara domestik di tahun ini menjadi 550 juta ton. Penyebabnya, produksi batubara di 2019 mencapai 610 juta ton setara 124,74% dari target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).

Rencana pemerintah ini ditanggapi positif beberapa perusahaan batubara. Salah satunya PT Indika Energy Tbk (INDY). Head of Corporate Communications INDY Leonardus Herwindo mengatakan, pihaknya akan mengikuti kebijakan tersebut.

“Kebijakan pemerintah tentunya sudah memperhitungkan aspek-aspek yang berpengaruh, salah satunya adalah untuk menjaga supply dan harga batubara,” kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).

Namun, Leonardus berharap kebijaksanaan pemerintah dalam penerapan aturan ini yakni dengan membuka opsi revisi target produksi apabila harga batubara mulai bergairah.

Baca Juga: Capex Indika Energy (INDY) Tahun 2020 Turun 46,35%, Ini Penyebabnya

Tahun lalu, produksi batubara INDY menembus angka 34 juta ton. Untuk target produksi tahun ini, INDY  belum bisa merilis sebab harus mengikuti persetujuan RKAB yang dikeluarkan pemerintah.

Ke depan, Leonardus optimistis bisnis batubara masih memiliki prospek yang cerah. Mengingat batubara masih menjadi kebutuhan energi baik di lingkup nasional maupun global.

“Saat ini batubara masih menjadi bisnis inti kami, walaupun kami juga melihat peluang untuk bisnis non batubara,” sambungnya.

Saat ini, INDY  tengah getol untuk mendiversifikasi usahanya. Terakhir,  anggota indeks Kompas100 ini, menambah kepemilikan saham di Nusantara Resources Ltd (NUS), perusahaan pertambangan mineral yang mengembangkan proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×