kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.585   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Pemerintah Harus Dongkrak Daya Beli dan Dengarkan Rakyat, IHSG dan Rupiah Masih Labil


Jumat, 28 Maret 2025 / 22:05 WIB
Pemerintah Harus Dongkrak Daya Beli dan Dengarkan Rakyat, IHSG dan Rupiah Masih Labil
ILUSTRASI. Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). PANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz


Reporter: Ahmad Febrian, Inggit Yulis Tarigan, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Hari terakhir sebelum libur Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat. Pada Kamis (27/3), IHSG tutup di 6.510,62, menguat 0,59% dibandingkan sehari sebelumnya. Asing kembali mencatatkan aksi beli bersih alias net buy sebesar Rp 623,46 miliar. 

Tapi jangan happy dulu. Masih banyak tantangan dan persoalan fundamental di bursa saham kita. Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila memprediksi, penguatan IHSG di pekan sebelum libur Lebaran 2025, belum tentu berlanjut setelah libur panjang. Masih ada potensi tekanan IHSG.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy menimpali, untuk mendorong laju IHSG ke tren positif,  otoritas harus mendorong berbagai institusi besar seperti BPJS Ketenagakerjaan atau Taspen mengambil posisi saat pasar saham bearish.

Terlebih, dana kelolaan BUMN tersebut cukup besar (lihat tabel). Namun, porsi investasi mereka di saham sangat kecil, tak sampai 10% dari total dana kelolaan. "Tapi  institusi BUMN bisa dibilang bersalah jika terjadi unrealized loss. Jadi, aturan ini yang harus diubah terlebih dahulu," tandas Budi.

Baca Juga: Ekonomi Masih Berat, Waspadai Kredit Macet Naik Tinggi Usai Hari Raya

Secara fundamental bursa kita masih rentan. Aksi beli asing beberapa hari ini masih belum ada apa-apanya dibandingkan aksi jual asing (net sell) sejak awal tahun 2025. Tercatat aksi jual asing secara year to date (ytd) menembus Rp 31,39 triliun, 

Di sisi lain, kurs rupiah masih terus dalam tren melemah. Berdasarkan data Jisdor Bank Indonesia (BI),  sudah lima hari berturut-turut, rupiah selalu di atas Rp 16.500 per dolar Amerika Serikat (AS); 

Bahkan, rupiah sempat menjebol level terendah sejak krisis moneter tahun 1998  pada pekan ini. Kamis (27/3), rupiah tutup di Rp 16.566 per dolar AS. 

Pasar masih menanti langkah-langkah pemerintah, terutama mengenai kesehatan fiskal domestik.  Termasuk penurunan daya beli masyarakat dan tren makan tabungan. Penurunan daya beli tampak dari laris manisnya mudik gratis bersama. 

Sumber Kontan di beberapa BUMN yang saban tahun menyelenggarakan mudik gratis mengatakan, tahun ini pekerjaan dia jauh lebih ringan. "Slot mudik gratis sudah lama habis. Kami juga tidak perlu memasang tawaran mudik gratis di media sosial," katanya. 

Ia membandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ia dan teman-temannya harus bergerilya menawarkan mudik gratis. Mulai dari media sosial, hingga mendatangi pekerja-pekerja di sektor informal. 

Baca Juga: IHSG Mulai Rebound, tapi Masih Ada Berbagai Sentimen Membayangi

Lalu pasar masih menyoroti royek-proyek strategis pemerintah yang mendapat sorotan besar seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Danantara, termasuk Koperasi Merash Putih.

Belum lagi komunikasi pemerintah yang sering blunder. Juga pemerintah yang kerap tutup kuping terhadap kritik rakyat. Maraknya demonstrasi menolak UU TNI dan RUU Polri adalah bukti "budeknya" pemerintah, 

Implementasi lain yang menjadi sorotan adalah kiprah Wapres Gibran Rakabuming Raka, yang acap melakukan kunjungan yang seharusnya bisa dilakukan instansi lain. Seperti ke sekolah atau korban musibah. Sebuah kunjungan wapres membutuhkan biaya protokoler, padahal pemerintah berkoar sedang melakukan efisiensi. 

Kunjungan ini menimbulkan dugaan, Gibran melakukan kampanye awal 2029. Siswa sekolah misalnya, adalah pemilih pertama di pemilu 2029.  Ia seharusnya melakukan pekerjaan yang lebih strategis, ketimbang meakukan  pekerjaan yang bisa dijalankan pejabat di bawahnya. 

Selanjutnya: Krakatau Steel (KRAS) Ekspor 11.600 Ton Baja ke Eropa

Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart sampai 31 Maret 2025, Sunlight 600ml Jadi Rp 9.000-an

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×