kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Zero ODOL, Begini Dampaknya ke Emiten Semen


Kamis, 02 Februari 2023 / 14:45 WIB
Pemerintah akan Terapkan Kebijakan Zero ODOL, Begini Dampaknya ke Emiten Semen
ILUSTRASI. Kebijakan zero ODOL dinilai bakal memberatkan emiten semen, seiring proyeksi naiknya beban ongkos transportasi. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL) atau muatan berlebihan sudah di depan mata. Saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah menyiapkan roadmap untuk penanganan zero ODOL.

Kebijakan zero ODOL dinilai bakal memberatkan emiten semen, seiring proyeksi naiknya beban ongkos transportasi. 

Analis BRI Danareska Sekuritas Muhammad Naufal Yunas mengamini, kebijakan zero-ODOL akan menjadi katalis negatif bagi industri semen. 

Sebab, biaya transportasi berkontribusi sekitar 70% sampai 80% dari total biaya penjualan emiten semen seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)  dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Baca Juga: Kemenhub Siapkan Roadmap Penanganan Zero ODOL

“Mengingat biaya transportasi yang cukup besar, kebijakan zero ODOL akan menjadi katalis negatif bagi industri semen, yang berdampak langsung pada tingkat biaya operasional,” terang Naufal.

Karena implementasi kebijakan zero-ODOL masih dalam pembahasan, Naufal berekspektasi implementasi kebijakan ini akan berlaku secara bertahap (gradual), dimulai dari level 25%-50% di tahun pertama. 

Estimasi implementasi awal 25% dari peraturan zero-ODOL akan memiliki dampak yang relatif minim pada laba bersih. Pada level ini, laba bersih dua emiten semen terbesar, yakni SMGR dan INTP akan turun masing-masing sebesar 4,1% dan 4,7% dari estimasi Naufal tahun ini.

Skenario terburuknya, jika kebijakan zero ODOL tanpa toleransi diterapkan pada tingkat 100% tahun ini, Naufal memperkirakan biaya transportasi SMGR dan INTP akan naik masing-masing sebesar 23% dan 22% secara tahunan. 

Akibatnya, bottom line SMGR turun 16,5% dan laba bersih INTP akan menyusut 18,7% dari estimasi.

Dengan demikian, margin bersih SMGR akan turun dari 9,1% menjadi 7,6%, sementara margin bersih INTP akan turun menjadi 8,4% dari semula 10,3%.

“Dalam pandangan kami, untuk lebih mengurangi dampak kebijakan zero ODOL,  emiten dapat menerapkan konsolidasi kargo yang akan mengoptimalkan kapasitas setiap truk dengan memastikan bahwa setiap truk mengangkut semen dalam perjalanan dua arah,  tidak hanya satu arah,” sambung Naufal. 

Baca Juga: Larangan ODOL Bakal Diterapkan, Begini Tanggapan Kemenperin

Selain itu, emiten juga dapat menggunakan lebih banyak truk dengan kapasitas lebih besar untuk mematuhi peraturan zero ODOL.

Sebelumnya, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut, mengingat kondisi industri semen saat ini dan juga prediksi resesi global yang juga akan terjadi di Indonesia. 

Menurut dia, jika kebijakan tersebut diberlakukan, tentunya akan semakin memberatkan kondisi industri semen.

“Sebaiknya pemerintah benar-benar mempertimbangkan faktor ketersediaan truk, ketersediaan sopir dan juga aturan mainnya di lapangan sebelum kebijakan tersebut benar-benar diterapkan. Kami percaya Pemerintah akan bijak untuk menyikapi masukan kami tersebut,” kata Marcos.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×