Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Selain pangsa pasar yang lebih luas, ORI disebut Ramdhan punya keunggulan dari sifatnya yang tradable atawa dapat diperdagangkan di pasar sekunder sedangkan SBR nontradable atau tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Hal tersebut menurut Ramdhan juga menjadi faktor yang membuat ORI bisa lebih diburu ketimbang SBR.
Dengan adanya rencana penerbitan ORI, maka sepanjang tahun ini pemerintah selalu menerbitkan obligasi ritel tradable. Meski obligasi ritel tradable terus diterbitkan, Ramdhan menilai hal ini tidak akan berpengaruh terhadap minat investor, bahkan justru akan semakin menarik dan berdampak baik.
“Dengan kondisi iklim investasi di Indonesia saat ini, sebenarnya makin sering obligasi tradable diterbitkan justru makin bagus. Masyarakat akan semakin teredukasi dan dengan adanya produk semakin mudah meningkatkan awareness masyarakat kita ketimbang hanya sosialisasi atau teori semata,” jelas Ramdhan.
Baca Juga: Sukuk ritel seri SR013 diprediksi mendapat sambutan tinggi dari investor
Terkait prospek penerbitan ORI018 berikutnya, Ramdhan melihat dari sisi bunganya akan tidak jauh berbeda dengan ORI017, walau cenderung akan turun. Hal ini sejalan dengan peluang yield Indonesia yang akan semakin kecil pada akhir tahun nanti. Dengan asumsi tersebut, Ramdhan memperkirakan bunga ORI018 berpeluang berada di bawah 6%. Menurut dia, dengan imbalan berkisar 5,9%, ORI018 masih akan menarik bagi investor.
“Kalau dari segi jumlah penawaran yang masuk, kemungkinan tidak akan berbeda jauh dibanding ORI017. Namun, dengan bunga yang lebih rendah, ada kemungkinan masyarakat akan lebih selektif untuk membeli produknya,” pungkas Ramdhan.
Baca Juga: Samurai bond bakal terbit lagi tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
