kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembukaan bioskop positif bagi saham BLTZ dan FILM, tapi Netflix bisa jadi tantangan


Kamis, 09 Juli 2020 / 16:32 WIB
Pembukaan bioskop positif bagi saham BLTZ dan FILM, tapi Netflix bisa jadi tantangan
ILUSTRASI. Suasana bioskop CGV di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (24/3/2020). Dalam upaya pencegahan penularan COVID-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penutupan sementara kegiatan operasional usaha hiburan dan rekreasi sejak 23 Maret. TRIBUNNEWS/IRWAN


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) mengumumkan bahwa jaringan bioskop di seluruh Indonesia serentak akan beroperasi kembali mulai 29 Juli 2020. Rencana pembukaan kembali bioskop ini dapat menjadi angin segar bagi PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) pengelola sekaligus pemilik bioskop CGV Cinemas dan emiten yang bergerak dalam bidang perfilman PT MD Pictures (FILM).

Sejak Maret 2020, BLTZ telah menutup sementara seluruh bioskop. Hingga akhir tahun lalu Graha Layar Prima mengoperasikan 67 bioskop dengan 389 layar. Sebanyak 64 bioskop CGV Cinemas dan tiga bioskop Blitztheater. Total bioskop itu sudah mencakup 11 bioskop baru yang berisi 52 layar.

Sementara itu, dalam catatan Kontan.co.id, MD Pictures juga telah menunda beberapa peluncuran film baru. Pada awal 2020 FILM berencana memproduksi hingga 12 judul film pada tahun ini.

Baca Juga: Cegah keramaian, Pemprov DKI masih larang live musik selama PSBB transisi

Meski memberikan dampak positif untuk saham-saham ini, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengingatkan untuk tetap memperhatikan likuiditas dari saham-saham tersebut. Kalau dilihat dari perdagangan Kamis (9/7), saham FILM mencatat volume transaksi 1,91 juta sementara saham BLTZ tidak ditransaksikan pada hari ini.

Selain itu, Chris melihat emiten pengelola bioskop juga dihadang beberapa tantangan, misalnya saja layanan Netflix yang sudah mulai dapat ditonton oleh masyarakat dengan dibukanya pemblokiran oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). "Tentu akan menjadi saingan bisnis bagi emiten pengelola bioskop sehingga kemungkinan akan adanya penurunan ke depannya," kata Chris kepada Kontan.co.id, Kamis (9/7).

Secara fundamental, ia menilai kedua emiten itu memiliki fundamental positif. Namun, menurut Chris emiten pengelola bioskop dan emiten terkait dapat menjalankan strategi dan mulai berinovasi untuk mengembangkan bisnis dan untuk menggaet ketertarikan masyarakat.

Baca Juga: Kangen nonton di bioskop? Seluruh bioskop di Indonesia dibuka serentak di tanggal ini

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2020, BLTZ meraih pendapatan bersih Rp 254,52 miliar, menyusut 12,91% dibandingkan pendapatan bersih periode sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 292,26 miliar. Kerugian BLTZ naik menjadi Rp 54,31 miliar jika dibandingkan dengan kerugian Rp 3,64 miliar di kuartal pertama 2019.

Chris merekomendasikan pelaku pasar untuk wait and see lebih dulu saham BLTZ dan FILM. Pada Kamis (9/7), saham FILM ditutup menguat 1,66% ke harga Rp 184 per saham dan BLTZ stagnan pada harga Rp 3.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×