kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.169   31,00   0,19%
  • IDX 7.055   71,46   1,02%
  • KOMPAS100 1.056   15,44   1,48%
  • LQ45 830   13,30   1,63%
  • ISSI 213   1,17   0,55%
  • IDX30 424   7,51   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,12   1,62%
  • IDX80 120   1,73   1,46%
  • IDXV30 125   0,86   0,70%
  • IDXQ30 141   2,17   1,56%

Pembagian Dividen Emiten di Tahun Ini Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya


Selasa, 17 Januari 2023 / 12:36 WIB
Pembagian Dividen Emiten di Tahun Ini Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. pembagian dividen emiten di tahun ini bakal naik


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2023 diproyeksi menjadi periode yang menggembirakan bagi dividend hunter. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo berekspektasi pembagian dividen oleh emiten tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu.

Ada setidaknya tiga alasan yang mendasari proyeksi ini. Pertama, laba bersih agregat emiten pada 2022 yang lebih tinggi dari 2021. Handiman melihat adanya peningkatan laba bersih yang signifikan, terutama bagi emiten di sektor energi (batubara, minyak dan gas) serta emiten sektor keuangan (bank, multifinance).

Beberapa perusahaan bahkan telah membagikan dividen interim yang hampir sama atau bahkan lebih besar dari total dividen tahun sebelumnya.

Misalkan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), PT  Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Oleh karena itu, Mirae Asset meyakini bahwa pembayaran dividen pada tahun 2023 pasti akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2022.

Baca Juga: Sejumlah Sentimen Positif Ini Bakal Kerek Kinerja Emiten Poultry di 2023

Kedua, pemerintah resmi menaikkan target dividen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Rp 49,1 triliun pada tahun  ini alias naik 26,2% dari target dividen tahun 2022.

“Kami yakin bank-bank BUMN akan menjadi tulang punggung pendapatan dividen pemerintah, dengan kontribusi setengah dari target,” kata Handiman, Selasa (17/1).

Ketiga, faktor berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik. Seiring dengan pemulihan ekonomi, Handiman memperkirakan lebih banyak perusahaan yang akan membayar dividen kepada pemegang sahamnya.

Dalam risetnya, Handiman menaikkan standar hasil dividend (dividend yield) minimum yang dianggap menarik sebesar 100 basis points (bps) menjadi 5%.

 

Kenaikan standar yield dividend ini seiring dengan rezim suku bunga yang tinggi. Menurut dia, saham dividen dengan imbal hasil di atas 5% akan memiliki daya tarik yang lebih kuat bagi investor, terutama mengingat pendapatan dividen yang tidak dikenakan pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×