Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25%, berikut dengan suku bunga deposit facility menjadi 3% dan suku bunga lending facility menjadi 5%. BI juga memberi sinyal bahwa masih ada ruang penurunan suku bunga seiring dengan rendahnya tekanan inflasi, terjaganya stabilitas eksternal dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
BI memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 ini bakal menurun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan akan berada di kisaran 0,9%-1,9%.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pemangkasan suku bunga BI harusnya direspons positif oleh pasar. Hanya saja IHSG hari ini justru ditutup melemah 1,25% ke level 4.925,25 dengan penurunan signifikan pada penutupan perdagangan.
Baca Juga: Target pertumbuhan ekonomi direvisi, begini rincian asumsi ekonomi makro tahun 2020
Hal ini disebabkan oleh ketakutan pasar pada peningkatan kasus baru Covid-19. Di Indonesia hari ini menembus rekor 1.331 kasus baru positif Covid-19.
Sentimen lain muncul dari eksternal di mana ada indikasi kenaikan kasus Covid-19 di Amerika dan Afrika, bahkan Beijing kembali menutup penerbangan dan sekolah, serta proyeksi IMF yang mengatakan pertumbuhan ekonomi global tidak akan bagus di tahun ini. “Ini membuat pasar khawatir yang tadinya optimis tentang pembukaan ekonomi,” jelas Hans kepada Kontan.co.id, Kamis (17/6).
Sementara itu Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan, sebenarnya pelaku pasar cukup mengapresiasi kebijakan BI dalam memangkas suku bunga. Hanya saja pasar dibayangi oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.
Dengan adanya tantangan ekonomi yang masih buruk, maka pasar menantikan stimulus baik fiskal maupun moneter yang lebih optimal lagi. “Pelaku pasar kan juga menanti berbagai gebrakan selanjutnya dalam hal stimulus, juga mengenai omnibus law,” jelasnya.
Baca Juga: IHSG diprediksi melemah pada Jumat (19/6), cermati saham bank untuk bargain hunting
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menjelaskan pemangkasan suku bunga ini dampaknya bisa dirasakan untuk jangka panjang. “Tentu akan lebih baik bagi ekonomi, karena bunga menjadi lebih murah, hal ini dapat bersifat cukup panjang dengan melihat kondisi ekonomi Indonesia yang masih cukup baik,” kata Chris.
Ketiganya sepakat sektor yang dapat diuntungkan pemangkasan suku bunga adalah perbankan dan properti. Investor disarankan untuk memilih saham-saham yang memiliki fundamental yang bagus. Hans menyarankan investor bisa menggunakan strategi buy on weakness. Selain itu sektor properti juga diuntungkan dengan adanya program tabungan perumahan rakyat (tapera).
Adapun sentimen lain yang perlu diperhatikan pasar adalah ketegangan geopolitik antara India-China, Amerika-China, dan semenanjung Korea.
Dari sisi emiten, Direktur Ciputra Development (CTRA) Tulus Santoso menanggapi positif dari adanya pemangkasan suku bunga. “Paling tidak akan menjadi salah satu daya tarik orang untuk membeli rumah via KPR mumpung bunga turun,” jelasnya.
Baca Juga: Rupiah berpotensi menguat lagi menjelang akhir pekan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News