kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.587.000   -7.000   -0,44%
  • USD/IDR 16.370   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.155   47,14   0,66%
  • KOMPAS100 1.057   5,10   0,48%
  • LQ45 832   4,41   0,53%
  • ISSI 214   1,71   0,81%
  • IDX30 429   2,76   0,65%
  • IDXHIDIV20 512   2,62   0,51%
  • IDX80 121   0,63   0,53%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 141   0,95   0,68%

Pemangkasan BI Rate Jadi Sentimen Positif ke Emiten Perbankan, Ini Kata Analis


Sabtu, 18 Januari 2025 / 18:48 WIB
Pemangkasan BI Rate Jadi Sentimen Positif ke Emiten Perbankan, Ini Kata Analis
ILUSTRASI. Teller menghitung uang rupiah di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1). BI menurunkan suku buka acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75% bawa angin segar bagi bisnis perbankan.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan atau BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025 dinilai menjadi angin segar bagi perbankan. 

Seperti diketahui, BI menurunkan suku buka acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75%. Keputusan ini di luar konsensus analis yang memproyeksikan BI Rate tetap di 6%. 

Bank sentral Tanah Air itu juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 5%. Suku bunga Lending Facility juga dipangkas sebesar 25 bps menjadi 6,5%. 

Baca Juga: Kredit Menganggur di Perbankan Menumpuk, Cermati Penyebabnya

Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas menilai penurunan BI Rate berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional, dimana perbankan menjadi sektor yang paling terkena dampak positif.

Penurunan BI Rate akan turut menurunkan suku bunga di Pasar Uang Antar-Bank (PUAB). Seiring penurunan PUAB, biaya dana (cost of fund) perbankan akan turun. Bunga simpanan bisa turun dan bunga kredit menyusul kemudian.

“Penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif bagi perbankan dengan porsi deposito yang tinggi terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK)," tulis Tim Riset BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.

Misalnya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan porsi 52%, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 38% dan PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BBRI) 36%.

Baca Juga: Generasi Milenial Dominasi Pengguna BNPL di Indonesia, Capai 48,27% per November 2024

Penurunan BI Rate juga akan mengurangi tekanan terhadap PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Keduanya memiliki porsi deposito dengan kategori khusus sebanyak 40% dari total DPK.

Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi dan surat berharga lain seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga dapat meningkatkan likuiditas perbankan. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah tenor 10 tahun juga dalam tren menurun.



TERBARU

[X]
×