kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan Rupiah Masih Terukur Meski Rusia dan Ukraina Perang


Kamis, 24 Februari 2022 / 17:49 WIB
Pelemahan Rupiah Masih Terukur Meski Rusia dan Ukraina Perang
ILUSTRASI. Kamis (24/2), rupiah melemah 0,37% ke Rp 14.391 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah setelah Rusia melancarkan ledakan ke Ukraina. Namun, ekonom menilai pelemahan rupiah masih dalam batas wajar dan terkendali. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (24/2), rupiah melemah 0,37% ke Rp 14.391 per dolar Amerika Serikat (AS). Kompak, kurs Jisdor versi Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,11% ke Rp 14.371 per dolar AS. 

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan rupiah melemah karena Rusia menginvasi Ukraina. "Penyerangan Rusia tersebut mengejutkan pasar karena invasi cukup besar dan memicu kekhawatiran global," kata Reny, Kamis (24/2). 

Baca Juga: Rusia Menyerang Ukraina, Kurs Rupiah Ditutup Melemah

Meski serangan Rusia ke Ukraina memberi sentimen negatif dan rupiah melemah, Reny menilai pelemahan rupiah masih terkendali. "Pelemahan rupiah cenderung terukur dan tidak langsung anjlok dalam," kata Renny.

Sentimen yang menopang rupiah tidak melemah signifikan adalah capital inflow yang sempat masuk di pasar keuangan domestik. Selain itu, data domestik yang positif juga mendukung proses pemulihan ekonomi di Indonesia. 

Baca Juga: Meski IHSG Melemah 1,48% ke 6.817 Pada Kamis (24/2), Net Buy Asing Berlanjut 17 Hari

Untuk perdagangan, Jumat (25/2), Reny memproyeksikan rupiah masih akan melemah karena konflik Rusia dengan Ukraina masih akan berlanjut. "Pelaku pasar masih antisipasi terhadap babak baru konflik Rusia dan Ukraina, aset safe haven akan lebih banyak diburu," kata Reny. 

Reny memproyeksikan rupiah besok masih akan melemah di rentang Rp 14.360 per dolar AS-Rp 14.430 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×