Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan Jumat (31/8). Mengutip Bloomberg pukul 10.30 WIB, rupiah melemah 0,20% ke level Rp 14.710 per dollar AS. Di sisi lain, indeks dollar AS menguat tipis 0,03% ke level 94,74.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, pelemahan rupiah kali ini didorong oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang sepakat untuk mengenakan tarif impor barang senilai US$ 200 miliar kepada China. Hal ini membuat tensi perang dagang di antara kedua negara tersebut kembali memanas.
Padahal, sebelumnya kedua negara telah melakukan perundingan terkait masalah perang dagang. “Pelaku pasar berharap perundingan tersebut berjalan sukses, namun nyatanya perang tetap terjadi,” ujarnya.
Pengumuman tarif ini membuat posisi dollar AS kian solid sebagai aset safe haven. Padahal, indeks dollar AS sebenarnya tidak mengalami pergerakan yang signifikan sepanjang pekan ini.
Pelemahan mata uang tak hanya terjadi pada rupiah, hampir seluruh mata uang emerging market. Bahkan, beberapa di antarnya telah mengalami pelemahan yang cukup dalam, seperti Argentina Peso, Venezuela Bolivar, atau Turki Lira.
Lebih lanjut, pelemahan rupiah tak terbendung karena belum ada sentimen dari dalam negeri yang bisa memicu penguatan rupiah. “Kalau belum ada sentimen positif sementara rupiah terus melemah, kemungkinan BI bisa menaikan suku bunga acuan lagi dalam waktu dekat,” ungkap Putu.
Ia menilai, rupiah masih berpotensi melemah hingga penutupan perdagangan hari ini. Hanya saja, pelemahan tersebut kemungkinan terbatas atau lebih disebabkan koreksi teknikal. Sebab, pagi ini saja rupiah sudah melemah cukup signifikan dihadapan the greenback.
Putu memprediksi, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.690—Rp 14.735 per dollar AS pada penutupan nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News