Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Rupiah ditutup melemah, Kamis (4/4). Di pasar spot, pasangan USD/IDR melemah 0,02% dibanding hari sebelumnya menuju level 9.749. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) menembus level tertinggi sejak 26 Maret 2013, yakni 9.749.
Head of Research Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti menjelaskan, dari sisi domestik, tekanan terhadap rupiah berasal dari faktor koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan berkurangnya cadangan devisa per akhir Maret menjadi US$ 104,8 miliar. Sadangan devisa turun karena BI terus mengucurkan dollar AS guna menjaga pergerakan rupiah.
Sedangkan sentimen dari luar yang ikut membuat dollar AS perkasa, antara lain keputusan Bank Sentral Jepang (BoJ) yang akan menambah stimulus. Keputusan itu memperlemah yen.
Pelemahan rupiah, lanjut Nurul, masih akan berlangsung pada hari ini. Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan akan menempuh kebijakan moneter untuk merespons buruknya data-data ekonomi di Eropa. Akibatnya, nilai tukar euro dan poundsterling akan melemah dan mendorong safe haven seperti dollar AS. Kondisi ini sekaligus menekan rupiah.
Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian bilang, rupiah masih akan melemah terbatas karena posisi dollar akan menguat. Hari ini, pelaku pasar sedang menunggu data tenaga kerja AS. Penambahan tenaga kerja non pertanian AS diprediksi menurun dari 236.000 menjadi 200.000. Data tenaga kerja AS itu akan membuat pelaku pasar cenderung kembali memegang dollar.
Hari ini, Albertus memperkirakan, pergerakan USD/IDR di kisaran 9.725-9.785. Proyeksi Nurul, USD/IDR masih konsolidasi di level 9.725-9.770.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News