Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menaikkan bea impor barang dari Cina sebanyak 25%, harga minyak jatuh cukup dalam diikuti penguatan dollar AS terhadap mata uang global lainnya.
Di tengah tekanan tersebut, harga perak belum tertolong dan masih cenderung tertekan. Mengutip data Bloomberg harga perak atau silver cenderung masih tertekan 0,13% di harga US$ 14.925 per ons troi pada transaksi Selasa (7/5).
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan, penguatan dollar AS membuat harga perak cenderung tertekan. Sedangkan untuk paladium masih berhasil menguat lantaran aktifitas transaksinya tidak semarak emas maupun perak.
Menurutnya, beberapa faktor masih akan mempengaruhi pergerakan logam mulia saat ini. Selain cuitan Trump untuk menaikkan bea impor dari Cina, saat ini delegasi Negeri Tirai Bambu tengah dalam perjalanan ke Washington untuk menuntaskan pembahasan perang dagang antar kedua negara tersebut.
Di sisi lain, rencana Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE) atau yang dikenal Brexit semakin jelas, dengan beredarnya kabar bahwa Negeri Ratu Elisabeth itu bisa lepas tanpa referendum. Kesepakatan tersebut melibatkan pemerintah dengan pihak oposisi, dengan mensyaratkan Inggris masuk dalam serikat pabean.
"Informasi ini kemungkinan besar akan di bawa ke parlemen dan kemungkinan akan disetujui. Sehingga, kemungkinan besar Inggris akan keluar dari UE tanpa syarat, dan mengakibatkan pelaku pasar condong merespon negatif," ungkap Ibrahim kepada Kontan.co.id, Selasa (7/5).
Sentimen-sentimen tersebut mendorong nilai tukar dollar AS kembali menguat terhadap mata uang global, akibatnya garga perak akan jatuh sampai ada kepastian mengenai perang dagang AS dengan China. Meskipun secara teknikal harga perak dilihat dari beberapa indikator masih memungkinkan untuk naik.
Dari lima indikator, sebanyak empat indikator seperti stochastic, RSI, Bollinger Bands dan Moving Average masih mengindikasikan perak akan naik. Sedangkan dilihat dari indikator MACD masih akan flat.
"Jadi, koreksi perak saat ini hanya bersifat sesaat, karena investor masih ragu menunggu kepastian Trump, mengingat sentimen perang dagang sangat berpengaruh pada ekonomi global," jelasnya.
Untuk itu, pada perdagangan besok, perak diperkirakan bergerak pada rentang support US$ 14.680 per ons troi, dan resistance US$ 14.963 per ons troi. Sedangkan untuk proyeksi sepekan berada di level US$ 14.950 per ons troi, hingga US$ 15.085 per ons troi.
"Untuk saat ini, investor disarankan untuk wait and see sampai ada kepastian dari perang dagang, untuk selanjutnya bisa masuk saat harga perak di level US$ 14.950 per ons troi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News