Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak dunia yang terjadi sejak akhir tahun tak hanya membuat kinerja emiten tambang menjadi semakin moncer. Emiten pelayaran pun ikut kecipratan berkah dari perbaikan harga minyak ini.
Salah satu emiten pelayaran yang merasakan dampak positif dari perbaikan harga minyak dunia adalah PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU). Emiten yang baru masuk ke papan bursa pada tahun 2017 lalu ini mengaku mulai merasakan dampak positif harga minyak yang kini berada di atas level US$ 50 per barel.
Menurut Direktur TAMU Leo A. Tangkilisan, meski harga minyak dunia baru meningkat drastis di tahun 2018, kinerja keuangan TAMU mulai terlihat membaik sejak harga minyak mulai naik di kuartal ketiga lalu. "Walaupun kondisi keuangan kami masih minus, tapi jumlah kerugian yang harus kami tanggung berkurang cukup besar," ujar Leo kepada Kontan.co.id, Rabu (24/1) lalu.
Di kuartal ketiga tahun lalu, jumlah kerugian yang harus ditanggung TAMU berkurang 58,13% year on year (yoy) dari US$ 4,62 juta di kuartal III-2016 menjadi US$ 1,93 juta. Salah satu hal yang menopang penurunan rugi ini ialah meningkatnya pendapatan TAMU di kuartal III tahun lalu sebesar 21,56% menjadi US$ 10,91 juta.
Meningkatnya pendapatan serta turunnya rugi yang harus ditanggung TAMU sepanjang kuartal ketiga tahun lalu membuat Leo optimistis dengan kinerja mereka di tahun 2017 ini. Ia pun memprediksi kinerja keuangan mereka bakal tumbuh 18% sepanjang tahun lalu.
Dengan perbaikan harga minyak ini pun TAMU berharap kondisi keuangan semakin membaik. "Harapannya dengan perbaikan harga minyak ini kami bisa menghasilkan keuntungan di tahun ini," kata Leo.
Sayang, ia masih belum mau membeberkan target pendapatan dan laba TAMU di tahun ini.
TAMU masih terus aktif mengincar kontrak baru. Saat ini, TAMU sedang mengikuti tender untuk penyewaan kapal penunjang kegiatan lepas pantai (off-shore) untuk PT Chevron Pacific Indonesia dan PT Pertamina Hulu Energi.
Di sisi lain, emiten pelayaran ini juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan kapal lain guna memperluas bisnis. Namun, Leo mengaku belum menentukan berapa besaran dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2018 untuk melancarkan rencana ekspansi tersebut.
Yang jelas, porsi pendanaanya sebagian besar akan berasal dari pinjaman perbakan. "Meski begitu, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk mencari opsi pendanaan di pasar modal nantinya," imbuh Leo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News