Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan terakhir berada di zona merah. Indeks bahkan terkoreksi hingga minus 2%. Dan entah kebetulan atau tidak, asing juga melakukan penjualan Rp 941 miliar di pekan yang sama.
Analis pasar modal dari First Asia Capital David Sutyanto, mengungkapkan, pergerakan indeks sebagian besar dipengaruhi berbagai sentimen, diantaranya keadaan ekonomi makro, kinerja perusahaan, aksi korporasi hingga rumor yang beredar di pasar mempengaruhi pergerakan indeks.
Lalu sentimen apa saja yang akan terjadi di minggu depan? David memperkirakan, pertama adalah masalah yang terjadi di Eropa, mulai dari Siprus yang sedang berjuang mendapatkan dana talangan, hingga perlambatan ekonomi yang terjadi di zona Euro.
Kedua adalah, sentimen positif dari Amerika, dimana The Fed memutuskan melanjutkan pembelian surat berharga sebesar US$ 85 miliar. "Selain itu pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS) juga diprediksi akan membaik," kata David kepada KONTAN pada Minggu (24/3).
Ketiga, menurut David adalah, sentimen dari Asia, contohnya China yang sepertinya masih sulit untuk bisa kembali seperti dulu. Hal ini terlihat dari data harga komoditas yang cenderung tertekan. Ini juga yang menjadi sentimen terkoreksinya sejumlah saham emiten batubara selain dari karena report yang tidak terlalu bagus.
Keempat ada faktor dari dalam negeri sendiri, dimana pemerintah belum berhasil mengatasi gejolak harga pangan, sehingga angka inflasi dikhawatirkan akan melonjak. Selain itu, lanjut David bilang, trend penurunan cadangan devisa yang terjadi dalam dua bulan terakhir diprediksi akan terus terjadi.
Namun, David menilai ada sentimen positif yang bisa dilihat dari rilis laporan keuangan emiten. Karena itu, menurut David, meski selama sepekan kemarin koreksi IHSG dirasa cukup tinggi, namun masih tidak overvaluated.
"Secara teknikal dengan tembusnya support di 4.750, IHSG masih memiliki support lanjutan di 4.630. Namun melihat RSI dan stochastic turun dengan cepat, bahkan stochastic daily sudah menyentuh oversold maka potensi rebound cukup besar," tandas David.
David memprediksi IHSG pekan depan bisa mengalami teknikal rebound atau masih rawan terkoreksi. Namun secara jangka pendek trend bearish IHSG masih berlangsung. Mengenai aksi penjualan yang dilakukan asing sepertinya masih akan berlanjut.
"Support di level 4.630 harusnya masih cukup kuat untuk menopang indeks. Namun rilis laporan keuangan akan membuat beberapa saham lapis dua dan tiga bergerak positif. Pembelian selektif dan menjaga posisi cash penting untuk menjaga kinerja portofolio. Untuk resistance diperkirakan ada di level 4.800," ungkap David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News