Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Suhu udara yang tidak dingin seperti dugaan laporan perkiraan cuaca menekan harga gas alam.
Setelah pada 20 November 2015 lalu harga terlempar ke level terendahnya sejak 2008 di level US$ 2,14 per mmbtu hingga kini harga belum banyak berubah.
Harga gas alam Rabu (25/11) pukul 20.15 WIB kontrak pengiriman Desember 2015 di New York Merchantile Exchange merosot 0,90% ke US$ 2,18 per mmbtu.
Meski demikian harga sudah terangkat 1,86% dalam sepekan terakhir.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan nyatanya kisruh geopolitik gagal mengangkat harga gas alam.
Fundamental gas alam lemah karena di sebagian besar wilayah Amerika Serikat masih bersuhu normal, padahal seharusnya sudah musim dingin.
Prediksi MDA Weather Services, suhu dingin di atas normal baru akan terjadi pada 29 November 2015 mendatang.
Itu pun wilayah Northeast, Mid-Atlantic, dan Great Lakes diperkiraan masih akan lebih hangat dari biasanya.
“Maka permintaan gas alam masih akan rendah hingga awal Desember 2015 nanti,” kata Wahyu.
Sepekan ini potensi naik bisa datang dari rebound technical setelah harga terkikis tajam.
Kenaikan pun sifatnya terbatas dan hanya akan membawa harga bergerak sideways di kisaran US$ 2,05 – US$ 2,30 per mmbtu.
Ke depannya bukan tidak mungkin harga mencoba ke level US$ 1,90 per mmbtu.
“Apalagi jika dalam beberapa waktu mendatang suhu udara belum dingin seperti musim dingin di tahun-tahun sebelumnya,” duga Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News