Reporter: Dupla Kartini | Editor: Rizki Caturini
NEW YORK. Harga emas diperkirakan akan menguat pekan depan. Kekhawatiran terkait kerusuhan di Afrika Utara dan Timur Tengah masih menjadi pemicu utama reli si kuning ini. Apalagi, mencuatnya kembali kecemasan atas krisis utang Eropa bisa menambah daya tarik emas sebagai alternatif investasi.
Dari 16 analis dan trader yang disurvei Bloomberg, sekitar 63% memprediksi emas berpeluang melaju, pekan depan. Survei emas mingguan ini sudah dimulai lebih dari enam tahun yang lalu, dengan tingkat keakuratan sekitar 57 persen dari total survei yang sudah dilakukan.
Adapun sepekan ini, kontrak emas untuk pengiriman April sudah turun 1,5%. Kemarin, hingga pukul 11.30 waktu New York, emas di bursa Comex-NYMEX berada di level US$ 1.407,50 per ons troy. Pada 7 Maret lalu, emas mencetak rekor baru di US$ 1.445,70 per ons troy.
Kemarin, pasukan Muammar Qaddafi melanjutkan serangan udara pada fasilitas kilang minyak Libya. Sementara, pekan ini, sentimen negatif muncul dari kawasan Eropa. Moody's Investors Service telah memangkas peringkat utang Spanyol dan Yunani. Para pemimpin Uni Eropa bertemu hari ini untuk membicarakan penanganan krisis utang Euro.
"Kemungkinan berlanjutnya ketegangan geopolitik di Libya, Afrika Utara, dan Timur Tengah, serta krisis di zona Euro, menjadi pemicu yang mendongkrak emas naik lebih tinggi lagi," kata Mark O'Byrne, direktur eksekutif broker GoldCore Ltd, di Dublin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News