kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Pefindo Proyeksi Yield SUN Tenor 10 Tahun Dikisaran 6,6% di Akhir Tahun 2024


Rabu, 18 September 2024 / 18:56 WIB
Pefindo Proyeksi Yield SUN Tenor 10 Tahun Dikisaran 6,6% di Akhir Tahun 2024
ILUSTRASI. Proyeksi yield Obligasi


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek obligasi dalam negeri dinilai akan tetap menarik. Berakhirnya era suku bunga tinggi dan risiko kredit yang stabil menjadi pendorongnya.

Hal itu juga tercermin dari dana asing yang masih masuk ke pasar obligasi Indonesia. Berdasarkan Bank Indonesia (BI), data setelmen sampai dengan 12 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat melanjutkan inflows sebesar Rp 44,33 triliun di pasar SBN.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan, Indonesia menawarkan imbal hasil yang relatif tinggi di antara negara-negara dengan peringkat sovereign di sekitar BBB. Yield obligasi negara dengan tenor 10 tahun menawarkan premi 287 bps di atas yield US Treasury per akhir Juli 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan Filipina sebesar 224bps dan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.

Selain itu, premi CDS 5 tahun Indonesia juga relatif stabil di kisaran 70, atau tepatnya 67,24 per Rabu (18/9). Angka itu turun dari pertengahan tahun lalu yang berada dikisaran 80.

"Hal ini menandakan risiko yang terukur dan relatif lebih rendah, sehingga kombinasi keduanya menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing untuk masuk ke Indonesia dibandingkan dengan negara lain," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9).

Baca Juga: Ekonom Ramal BI Bakal Pangkas Lagi BI Rate 25 bps Akhir 2024, dan 50 bps di 2025

Darto menyebutkan, prospek di pasar obligasi masih akan baik kedepannya. Apalagi saat ini sedang dalam transisi kebijakan moneter.

"Kami melihat permintaan surat utang pemerintah masih akan relatif tinggi di awal periode transisi kebijakan moneter dari tinggi menuju rendah saat ini," sambungnya.

Pefindo memperkirakan hingga akhir tahun yield 10 tahun akan berada dikisaran 6,6%. Target itu sejalan dengan konsensus Bloomberg. Adapun berdasarkan Trading Economics, yield 10 tahun berada di 6,64% per Rabu (18/9).

Adapun pendukungnya juga dari stabilnya rupiah seiring fenomena 'strong dollar' usai. Darto menuturkan, pemangkasan suku bunga oleh the Fed akan membuat dolar AS kehilangan daya ungkitnya dan menjadi positif bagi Indonesia karena mengurangi tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

"Sehingga, saya mengasumsikan premi yang muncul dari risiko translasi akan menjadi lebih rendah hingga akhir tahun," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×