Reporter: Yuwono Triatmodjo, Abdul Wahid Fauzi | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan outlook atas peringkat (rating) PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dan surat utangnya menjadi negatif. Sebelumnya, lembaga pemeringkat utang tersebut masih memberikan outlook stabil bagi perusahaan properti milik grup Bakrie itu.
Rating obligasi konvensional tahun 2008 senilai Rp 500 miliar dan obligasi syariah bernama Sukuk Ijarah I tahun 2009 berjumlah Rp 150 miliar terbitan ELTY tidak berubah. Peringkat keduanya tetap di posisi id BBB+.
Penurunan outlook itu, menurut analis Pefindo Vonny Widjaja, lantaran ELTY terlalu agresif menggelar ekspansi bisnis. Namun dari sisi pembiayaan, ELTY lebih banyak mengandalkan sumber pendanaan dari utang.
Pefindo pun menjatuhkan outlook negatif mengingat ada potensi pelemahan rasio arus kas ELTY dalam waktu dekat. "Padahal, bisnis properti sensitif terhadap kondisi makro ekonomi," terang Vonny, kemarin (14/6).
Pefindo saat ini hanya menurunkan outlook rating ELTY saja, belum mengubah peringkat perusahaan itu. Sebab, bila hasil investasi ELTY sudah menunjukkan hasil memuaskan, mungkin saja outlook dan rating ELTY bisa meningkat ke arah positif.
Dalam catatan Pefindo, ada sejumlah megaproyek yang kini tengah digarap ELTY. Sebagai contoh, proyek Rasuna Epicentrum yang menawarkan areal pemukiman vertikal, plus kantor dan prasarana hiburan bagi masyarakat.
Selain itu, masih ada proyek Bogor Nirwana Residence, yang merupakan proyek perumahan di Bogor. Lalu, ada juga proyek Bali Nirwana Resort dan Pullman Bali Legian Nirwana, yang masing-masing menawarkan resor bintang lima dan apartemen di Pulau Dewata.
Sayang, manajemen ELTY menolak berkomentar soal penurunan outlook ini. "Saya sedang rapat," elak Nuzirman Nurdin, Sekretaris Perusahaan ELTY, dalam pesan singkatnya kepada KONTAN, kemarin (14/6).
ELTY dalam waktu dekat berencana menawarkan saham baru (rights issue) sebanyak 33,7 miliar saham. Perusahaan ini menargetkan bisa meraup Rp 5,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News