Reporter: Issa Almawadi |
JAKARTA. Berita bahwa Bumi Plc telah meneken perjanjian pemisahan perusahaan dari Grup Bakrie dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ternyata mendapat respon positif. Dua saham Grup Bakrie, BUMI dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melaju kencang sepanjang sesi I perdagangan hari ini
Managing Partner PT Investa Mandiri, Kiswoyo Adi Joe mengamini sentimen pecah kongsi Bakrie-Bumi Plc sebagai penggerak saham BUMI dan BRMS. "Sebelumnya juga seperti itu. Saat konflik, saham yang berada di bawah Bumi Plc terus turun. Nah sekarang terjadi kebalikannya," ulas Kiswoyo kepada KONTAN, Kamis (14/2).
Selain sentimen itu, Kiswoyo tidak melihat adanya sentimen lain yang menggerakkan BUMI dan BRMS. Apalagi, dia melihat tren harga batubara yang belum juga membaik.
Hari ini, Kiswoyo memprediksi saham BUMI bisa ditutup pada harga Rp 830 per saham, dan BRMS pada harga Rp 370- 380 per saham. "Mungkin pergerakan naik dua saham ini bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. Terutama, hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa(RUPSLB) Bumi Plc pada 21 Februari mendatang," jelas Kiswoyo.
Senada dengan Kiswoyo, Analis PT Millenium Danatama Indonesia Asset Management, Desmon Silitonga juga melihat sentimen yang sama pada kedua saham Grup Bakrie tersebut. Menurut Desmon, investor melakukan buy seiring antisipasi rencana penjualan BUMI oleh Bumi Plc.
Desmon juga melihat, pergerakan naik kedua saham ini akan berlanjut hingga 21 Februari mendatang. "Untuk hari ini sepertinya masih akan digoyang. Kisaran harga BUMI mungkin Rp 750-850 per saham, untuk BRMS Rp 300-370 per saham," tambah Desmon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News