Sumber: CNBC,Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia memerah pada transaksi perdagangan pagi ini (15/8). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.26 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific mencatatkan penurunan 0,4%. Sektor dengan penurunan terdalam adalah sektor tambang yang diakibatkan anjloknya harga nikel sebesar 4% Jumat (12/8) lalu.
Sementara itu, data CNBC menunjukkan, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,2%, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru naik 0,1%, indeks Topix Jepang turun 0,2%, dan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2%.
Pergerakan bursa Asia pagi ini dipicu oleh data PDB Jepang yang mencatatkan pertumbuhan nol alias flat pada kuartal dengan periode April hingga Juni.
Pada basis tahunan, PDB Jepang tumbuh 0,2%. Angka tersebut melambat secara dramatis dari kenaikan 1,9% pada periode tiga bulan pertama tahun ini.
Sementara, hasil polling Reuters menunjukkan, para ekonom memprediksi adanya kenaikan tahunan 0,7% dan kenaikan kuartalan sebesar 0,2%.
Para ekonom tidak terlalu terkejut dengan hasil tersebut.
"Belakangan, yen terus menguat. Selain itu, tingkat ketidakpastian ekonomi sangat tinggi dan terjadi rebound pada harga minyak. Sehingga, tidak mengejutkan jika Jepang kesulitan menggapai pertumbuhan," jelas Mark Jolley, equity strategist CCB International Securities kepada CNBC.
Pasca data ini dirilis, reaksi market tampak negatif. Indeks Nikkei 225 Stock Average dan Topix turun 0,2% pada transaksi pagi. Sedangkan nilai tukar yen menguat hingga ke posisi 101,41 dari sebelumnya 101,19.
Selain itu, pada hari ini pelaku pasar juga akan mengamati sejumlah data ekonomi Asia lainnya. Di antaranya: data produksi industri Jepang, PDB Jepang, dan penjualan ritel Singapura. Selain itu, akan diumumkan pula data perdagangan Indonesia dan remitensi Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News