kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan menipis, harga gas alam sudah melesat 120% di tahun ini


Kamis, 14 Oktober 2021 / 18:36 WIB
Pasokan menipis, harga gas alam sudah melesat 120% di tahun ini
ILUSTRASI. Harga gas alam sudah melesat 120% di tahun ini akibat pasokan yang menipis.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam sepanjang tahun ini makin memanas. Merujuk data Bloomberg, harga gas alam di Nymex sudah naik 120% secara year to date (ytd).

Di akhir tahun lalu, harga gas alam hanya US$ 2,54 per juta British thermal unit (mmbtu), dan per Rabu 13 Oktober 2021, harganya sudah mencapai US$ 5,59 per mmbtu. Harga tertinggi dicatatkan pada 6 Oktober lalu, yang menyentuh US$ 6,46 per mmbtu.

Research and Development ICDX Girta Yoga menilai, kenaikan harga gas alam sepanjang tahun ini dipicu menipisnya pasokan gas alam di Eropa, yang sumber energi listriknya menggunakan gas alam.

Di saat yang bersamaan, di belahan bumi utara sudah memasuki musim dingin, sehingga akan membutuhkan listrik untuk kebutuhan masyarakatnya sehari-hari, misalnya untuk pemanas ruangan. “Sehingga kondisi ketatnya pasokan di tengah melonjaknya permintaan ini mendorong harga gas alam terkerek naik,” jelas Girta kepada Kontan.co.id, Kamis (14/10).

Baca Juga: Harga LNG yang melambung jadi peluang bagi Indonesia

Dengan adanya tren ini, Gita memperkirakan, harga gas alam masih berpotensi menguat karena memasuki musim dingin, sehingga negara-negara yang mengandalkan gas alam harus mengupayakan kepastian terkait pasokan gas alam ini.

Selain itu, ia juga melihat, saat ini ada krisis listrik yang juga melanda Asia, sehingga meningkatkan permintaan komoditas lain yang menjadi sumber energi listrik, seperti batubara dan juga minyak bumi. Kondisi ini juga akan membuat harga komoditas energi melesat.

Namun, Gita memperkirakan, apabila adanya jaminan dari negara-negara produsen untuk menjamin pemenuhan permintaan gas alam di Eropa, setidaknya untuk musim dingin nanti, ini akan membuat harga gas alam turun lagi.

Saat ini, pasokan gas alam berpotensi naik mencapai 449 juta ton pada 2025, atau naik 23% dari tahun 2020. Peningkatan ini didorong meningkatnya permintaan global sebesar 14% atau 34 juta ton pada tahun 2025.

“Seiring dengan desakan penggunaan energi rendah karbon untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2050. Penggunaan gas alam disebut mampu mengurangi emisi sekitar 36% dibanding dengan penggunaan batu bara,” kata Gita.

Gita memprediksi, harga gas alam yang akan reli di level resistance kisaran US$ 7,5 – US$ 8,5 per mmbtu di akhir tahun ini. Sementara, level supportnya berada di kisaran US$ 3,5 – US$ 2,5 per mmbtu.

Selanjutnya: Krisis energi picu harga minyak dunia terus mendidih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×