kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis energi picu harga minyak dunia terus mendidih


Rabu, 13 Oktober 2021 / 18:45 WIB
Krisis energi picu harga minyak dunia terus mendidih


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia rupanya masih terus mendidih setelah mampu bertahan di level US$ 80 per barel dalam dua hari terakhir. Berdasarkan Bloomberg, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Desember berada di level US$ 80,08 per barel pada hari ini, Rabu (13/10)

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan, penyebab utama kenaikan harga minyak dunia adalah terjadinya krisis energi bahan bakar global. Hal ini mengakibatkan banyak negara yang mengalihkan penggunaan gas alam ke minyak dunia seiring harga gas alam yang melonjak.

"Ditambah lagi, negara-negara besar sudah mulai kembali membuka aktivitas ekonominya sehingga kebutuhan akan minyak dunia juga naik tajam," kata Faisyal ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (13/10).

Faisyal menambahkan, di satu sisi, supply belum masih sepenuhnya pulih seiring OPEC belum memutuskan untuk meningkatkan produksi harian. Walau begitu, menurutnya kenaikannya hanya sementara saja. 

Baca Juga: Kurs rupiah berbalik melemah, booming komoditas jadi penyokong nilai tukar

Ia menjelaskan, tingginya harga minyak berpotensi membuat pemulihan ekonomi justru terhambat karena harga minyak mahal bisa membuat inflasi ikut naik. Ini akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga membuat bank sentral menaikkan suku bunga acuan. 

"Jika bank naikkan suku bunga acuan, maka dolar AS akan naik sehingga memukul harga minyak. Jadi kenaikan ini berpotensi bersifat sementara," imbuh Faisyal.

Apalagi, efek tapering AS dalam waktu dekat akan mengangkat sentimen dolar AS yang akan membuat minyak terkoreksi. Faisyal memperkirakan kenaikan dalam waktu dekat bisa ke arah US$ 82-83 per barel, sebelum akhirnya turun.

Walau begitu, ketika sentimen tapering AS sudah direspons pasar, harga minyak masih berpotensi naik lagi selama masalah produksi belum teratasi. Oleh karena itu, ia memperkirakan ada peluang harga minyak dunia ke arah US$ 85 per barel pada akhir tahun. 

Selanjutnya: Kenaikan harga komoditas pacu permintaan alat berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×