Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) membukukan pendapatan sebesar Rp 73,47 triliun dan laba bersih Rp 12,75 triliun pada semester I-2023.
Mengacu laporan keuangan per 30 Juni 2023, pendapatan TLKM tersebut tumbuh 2,07% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 71,98 triliun.
Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk TLKM turun 4,16% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun lalau yang mencapai Rp 13,31 triliun.
Baca Juga: Telkom (TLKM) Kantongi Laba Rp 12,75 Triliun pada Semester I, Ini Pendorongnya
Praska Putrantyo, CEO Edvisor Profina Visindo menjelaskan penurunan bottom line Telkom disebabkan adanya kenaikan pendanaan dibandingkan pertumbuhan laba usaha di semester I-2023.
Adapun pengeluaran yang ditanggung TLKM sepanjang paruh pertama ini mencapai Rp 50,45 triliun atau meningkat 2,9% secara tahunan dari Rp 49,04 triliun di semester I-2022.
Sedangkan laba usaha Telkom hanya naik tipis sebesar 0,4% YoY menjadi Rp 23,01 triliun dari Rp 22,93 triliun. Adapun laba periode berjalan TLKM mencapai Rp 16,82 triliun.
Baca Juga: Intip Kinerja Moncer Telkom (TLKM) di Semester I-2023
"Akibatnya margin laba Telkomsel tergerus dan laba bersih mengalami penurunan tipis dibanding periode sama tahun lalu," ujar Praska saat dihubungi Kontan, Minggu (30/7).
Potensi Bisnis
Di sisi lain, Telkom dinilai masih punya potensi bisnis di semester II-2023. Ini didukung oleh hasil sinergi IndiHome ke Telkomsel yang resmi rampung pada 1 Juli 2023.
Untuk memantapkan langkah TLKM di pertarungan Fixed Mobile Convergence (FMC), Telkomsel resmi meluncurkan produk Telkomsel One pada 21 Juli 2023.
Research Analyst MNC Sekuritas Andrew Sebastian menilai kehadiran Telkomsel On dapat meningkatkan pendapatan Telkomsel terutama dengan ARPU yang lebih tinggi karena lebih banyak paket premium.
Baca Juga: Bisnis Jadi Efisien, Laba Telkom Indonesia (TLKM) Bisa Terkerek Selain itu, merger memperluas basis pelanggan kedua bisnis melalui penerapan strategi cross selling," jelas dia dalam riset Selasa (25/7).
Meski memiliki produk anyar, Praska menilai adanya persaingan layanan dan tarif harga masih membayangi pertumbuhan kinerja keuangan Telkom di paruh kedua tahun ini.
"Namun ketatnya persaingan layanan dan tarif harga membuat pertumbuhan kinerja keuangan TLKM di pos laba belum mampu mencetak pertumbuhan signifikan," kata dia.
Praska merekomendasikan netral TLKM dengan target harga Rp 4.100. Sementara MNC Sekuritas merekomendasikan hold TLKM dengan target di Rp 4.100.
Adapun TLKM menutup perdagangan Jumat (28/7) dengan flat di level Rp 3.720. Sepanjang tahun berjalan ini saham telekomunikasi ini sudah anjlok 0,80%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News