Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street bergerak liar pada perdagangan Selasa (6/4), sehari setelah S&P 500 dan Dow Jones menembus rekor tertinggi di tengah harapan pemulihan ekonomi.
Melansir Reuters, pukul 09:56 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 16,38 poin atau 0,05% pada 33.510,81, S&P 500 naik 3,40 poin atau 0,08% pada 4.081,31. Sementara, Nasdaq Composite naik 14,35 poin atau 0,10% menjadi 13.719,94.
Asal tahu, S&P 500 telah naik selama tiga sesi berturut-turut dengan indeks volatilitas mundur ke posisi terendah sebelum pandemi, didorong oleh paket stimulus fiskal dan vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat.
Area pasar diharapkan mendapat keuntungan terbesar dari pembukaan kembali ekonomi - energi, industri keuangan - mengungguli pada hari Selasa. Perusahaan Russell 2000 naik sekitar 0,4%, sedangkan indeks Dow Jones Transports naik tipis 0,2%.
"Alasan optimisme adalah musim dingin Covid-19 akan segera berakhir dan dengan vaksin kita dapat melihat cahaya di ujung terowongan. Tampaknya ada musim semi dalam perekonomian," kata Darren Schuringa, kepala eksekutif ASYMmetric. ETF di New York.
Baca Juga: IHSG diprediksi melanjutkan penguatan pada Rabu (7/4), ini penyebabnya
"Kami melihat kekuatan berbasis luas dan itu positif. Tren sektor yang sensitif secara ekonomi mengungguli pasar yang lebih luas akan terus berlanjut jika ekonomi terus berkembang."
Saham teknologi dan pertumbuhan lainnya telah bangkit setelah tertinggal di belakangan dalam beberapa pekan terakhir.
Indeks acuan Nasdaq yang padat akan saham teknologi sekarang sekitar 3% dari rekor tertinggi Februari setelah jatuh sebanyak 12% dari level itu.
Kemajuan dalam proposal infrastruktur baru Presiden Joe Biden dan dimulainya musim pendapatan dalam beberapa minggu mendatang dapat menentukan arah pasar saham, kata para analis.
Data pada hari Selasa menunjukkan lowongan pekerjaan AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan Februari. Data tersebut mengikuti ledakan ketenagakerjaan serta laporan sektor jasa untuk bulan Maret.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News