kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca koreksi wajar, harga minyak diprediksi naik


Jumat, 06 September 2019 / 19:35 WIB
Pasca koreksi wajar, harga minyak diprediksi naik
ILUSTRASI. Harga minyak


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mengalami kenaikan dalam dua hari terakhir, harga minyak dunia kembali terkoreksi. Mengutip Bloomberg pada Jumat (6/9) pukul 19.05 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange (Nymex) turun 1,31% ke level US$ 55,56 per barel.

Sementara itu, harga minyak jenis brent di ICE Futures untuk kontrak pengiriman November 2019 turun 1,54% ke level 60,01 per barel.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, koreksi harga minyak yang terjadi sejauh ini masih bersifat wajar. Pasalnya, harga komoditas sudah mengalami lonjakan yang signifikan hanya dalam hitungan hari.

Harga minyak memang sempat menanjak usai AS dan China sepakat untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Washington pada Oktober mendatang.

Selain itu, sentimen positif juga muncul setelah Energy Information Association (EIA) merilis data cadangan minyak AS yang turun 4,8 juta barel pada pekan lalu. Artinya, sudah tiga pekan beruntun cadangan minyak AS mengalami penurunan.

Baca Juga: Ada kabar positif seputar perang dagang AS-China, harga minyak masih berpeluang naik

Walau begitu, Ibrahim melihat sentimen tersebut belum tentu membantu kenaikan harga minyak secara berkelanjutan. Potensi kelebihan pasokan minyak dinilai masih bisa terjadi. “OPEC sampai saat ini belum membahas lagi kelanjutan pengurangan produksi minyak dunia,” kata dia, Jumat (6/9).

Selain itu, berkurangnya cadangan hingga produksi minyak bisa saja terasa percuma mengingat permintaan dari China cenderung melambat semenjak perang dagang berlangsung. Padahal, China merupakan salah satu importir minyak terbesar di dunia.

Dalam waktu dekat, Ibrahim menyebut rilis data-data tenaga kerja AS seperti data non-farm payroll diyakini dapat mempengaruhi pergerakan harga minyak. Jika data tersebut melemah, kurs dollar AS dapat terkoreksi. Kondisi ini akan menguntungkan bagi harga minyak di pasar.

Di sisi lain, pengaruh kelanjutan perang dagang AS-China terhadap harga minyak masih cukup besar. Adanya sinyal negosiasi dagang yang berlangsung di bulan depan bukan jaminan bahwa sentimen ini akan mereda.

Baca Juga: Rencana negosiasi dagang AS-China tak mampu mengungkit harga minyak, ini sebabnya

Secara teknikal, bollinger band moving average 50% di atas bollinger bawah. Indikator stochastic berada di level 60%. Sedangkan MACD dan RSI wait and see.

Ibrahim memperkirakan, harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 54,75—US$ 58.10 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×